Kampus ITS, ITS News – Pola produksi dan konsumsi berkelanjutan erat kaitannya dengan kesejahteraan ekonomi serta peningkatan kualitas hidup antar generasi. Siapa Sangka, seorang seorang insinyur kimia memiliki peran besar untuk mewujudkannya. Hal ini dijelaskan pada acara Guest Lecture Series on Sustainable Development Goals, Rabu (17/3).
Mengawali materinya, Dr James McGregor mengungkapkan, di bidang pengembangan sumber daya alam, seorang insinyur kimia bertugas dalam mengembangkan sumber energi alternatif. “Selain itu, insinyur kimia juga berperan dalam menangani emisi yang dihasilkan dari sisa pembakaran kendaraan bermotor, pabrik, dan lainnya,” papar dosen senior di University of Sheffield tersebut.
Di bidang pengembangan bahan bakar yang ramah lingkungan, para insinyur kimia menggunakan teknologi pengolahan hidrotermal. Sebuah teknologi yang memanfaatkan biomassa untuk menghasilkan bahan bakar padat seperti batu bara. “Dengan adanya teknologi ini, maka penggunaan bahan bakar dari fosil dapat direduksi,” terang James.
Menyusul menipisnya bahan bakar fosil, di dunia pertanian sendiri , harus dirancang pupuk ramah lingkungan yang memanfaatkan karbon dioksida, air, dan nitrogen dalam pembuatannya. “Pupuk saat ini banyak yang mengandung amonia, padahal produksi amonia itu menghabiskan dua persen bahan bakar fosil global setiap tahunnya,” paparnya.
Selanjutnya di bidang kesehatan, seorang insinyur kimia sangat berperan dalam pembuatan komponen medis, obat-obatan, dan agrokimia. “Tak hanya itu, ada juga bertanggung jawab dalam pengurangan penggunaan plastik dan melakukan pengolahan air,” ujarnya.
Untuk produksi sampah yang mencapai 1,3 miliar ton per tahun, perlu adanya pengembangan teknologi black soldier fly larvae atau lalat tentara hitam. Teknologi ini mampu mengubah nilai ekonomi dari sampah organik. “Hasil BSF ini nantinya bisa digunakan sebagai sumber pakan alami untuk ikan dan ayam,” terangnya menjawab data yang dikeluarkan World Health Organization itu.
Di akhir, dengan cara yang telah dipaparkan di atas, James berharap agar seorang insinyur kimia mampu membuat perbedaan pada dunia. Mereka harus mengawasi pelaksanaan pola produksi dan konsumsi agar dapat terealisasikan dengan baik. “Kita harus bergerak untuk menciptakan pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan,” pungkasnya. (*)
Reporter: ion5
Redaktur: Heny Tri Hendardi
Kampus ITS, ITS News — Surabaya menjadi salah satu kota yang turut merasakan kekuatan gempa 6,5 Skala Richter (SR)
Kampus ITS, ITS News –Usai pelaksanaan Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kini menyosialisasikan penerimaan
Kampus ITS, ITS News — Komitmen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta pengetahuan mahasiswanya terus
Kampus ITS, ITS News – Tanggapi gelombang transformasi digital yang semakin pesat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkenalkan dua