ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
25 Februari 2021, 20:02

Berkat Binaan Abmas ITS, 23 UMKM Tersertifikasi Halal

Oleh : itsmeg | | Source : ITS Online

Salah satu UMKM binaan Tim 6 Abmas ITS yang berhasil mendapatkan sertifikasi halal dari ITS.

Kampus ITS, ITS News — Di bawah binaan Tim 6 pengabdian masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), sebanyak 23 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Sidoarjo berhasil mendapatkan sertifikasi halal. Seluruh UMKM yang memproduksi makanan dan minuman tersebut dibina secara daring untuk melewati berbagai proses hingga mengantongi sertifikasi halal dari Pusat Kajian Halal (PKH) ITS.

Ketua Tim 6 Abmas ITS, Santi Wulan Purnami SSi MSi PhD menyebutkan, Ia bersama tim memilih untuk melakukan pembinaan tersebut bukanlah tanpa alasan. Perempuan yang merupakan dosen Departemen Statistika tersebut menjelaskan bahwa keputusan yang diambil tersebut berdasarkan hasil pengamatan mereka terhadap produk makanan dan minuman olahan rumahan yang diproduksi oleh UMKM.

“Berdasarkan hasil pengamatan kami (Tim 6 Abmas ITS, red), banyak di antara produk tersebut yang telah beredar di pasaran namun tidak memiliki logo halal,” jelasnya ketika diwawancarai kru ITS Online.

Berangkat dari alasan tersebut, tim yang beranggotakan beberapa dosen dan lima mahasiswa ini menggandeng PKH ITS untuk membina UMKM anggota Asosiasi Sinergi Teman-Teman Entrepreneur Sidoarjo (SINTESA) hingga memperoleh sertifikasi halal. Lebih lanjut, kegiatan pembinaan yang diberi nama Kader Penggerak Halal ini pun berfokus pada UMKM yang memiliki hasil produksi berupa makanan dan minuman.

“Oleh karena itu, komunitas yang memiliki anggota UMKM dari berbagai bidang tersebut hanya mengikutsertakan 23 UMKM dalam pembinaan,” imbuhnya.

Santi menjelaskan, pembinaan dilakukan dengan berbagai tahapan. Pertama, dilakukan sosialisasi tentang produk halal bersama PKH ITS selama lima hari berturut-turut dari 10 Agustus 2020 melalui platform Zoom. Kemudian, dilanjutkan dengan pendampingan UMKM yang dilaksanakan selama dua hari hingga 26 Agustus 2020. Pendampingan sendiri juga dilakukan secara daring melalui grup WhatsApp dan Zoom karena pandemi Covid-19.

Sosialisasi tentang produk halal kepada UMKM oleh Abmas ITS dan PKH ITS.

Selain itu, Sarnita Sadya yang merupakan salah satu anggota dari Tim 6 Abmas ITS mengungkapkan bahwa mereka juga melakukan survey melalui formulir daring dan wawancara untuk mengumpulkan data produk dari UMKM. Yang data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah produk telah memenuhi kriteria halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau bukan termasuk ke dalam titik kritis bahan baku pangan hewani maupun nabati.

“Titik kritis ini merupakan batasan di mana bahan pangan berpotensi membuat produk menjadi haram, misalnya daging, bahan yang diolah menggunakan minyak babi, dan lain-lain,” ujar Sarnita.

Mahasiswa Departemen Statistika ITS itu juga memaparkan bahwa ada beberapa kriteria lain yang juga harus diperhatikan agar produk makanan dan minuman tersebut dapat dinyatakan halal. Mulai dari proses produksi, tempat membeli bahan baku, bahkan nama produk yang digunakan pun juga dapat memengaruhi hasil penilaian kehalalan sebuah produk.

Setelah melalui berbagai proses, Sarnita menyampaikan bahwa seluruh UMKM binaan tim 6 berhasil lolos sertifikasi halal ITS. UMKM yang telah lolos tersebut mendapatkan sertifikat beserta barcode dari PKH ITS yang dapat dicantumkan pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk telah halal versi ITS. Selain itu, UMKM yang lolos tersebut juga mendapatkan vandel tanda halal dari ITS yang dapat dipajang di tempat produksi.

Di akhir wawancara dengan Santi, Ia mengapresiasi UMKM binaan yang semangat untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19. Dengan adanya pencapaian ini, Santi berharap UMKM binaannya semakin peduli dengan pentingnya sertifikasi halal suatu produk dan dapat meneruskan ilmu yang didapat kepada UMKM lainnya. “Saya juga berharap UMKM binaan ini bisa segera mendapatkan sertifikasi halal dari MUI dengan proses tambahan yang tidak ada pada saat pembinaan yaitu survey langsung ke lokasi dan melihat proses produksi,” pungkas Santi penuh harap.(*)

Reporter: Megivareza Putri Hanansyah
Redaktur: Dzikrur Rohmani Zuhkrufur Rifqi Muwafiqul Hilmi

Berita Terkait