ITS News

Rabu, 24 April 2024
04 Desember 2020, 18:12

ITS Rintis Kawasan Binaan Lewat Produksi Filet dan Gelatin Halal

Oleh : itsmis | | Source : -

Proses pembuatan filet ikan yang diajarkan oleh tim Abmas ITS di Kabupaten Pacitan

Kampus ITS, ITS News – Sebagai upaya mewujudkan fungsi pengabdian masyarakat yang merupakan substansi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuktikan tanggung jawabnya dengan merintis kawasan binaan di Kabupaten Pacitan melalui kegiatan yang mendorong produksi filet dan gelatin halal dari ikan. Agenda garapan ITS dalam program Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) ini berlangsung selama tiga bulan mulai Juli 2020.

Ketua tim Abmas ITS Drs Lukman Atmaja MSi PhD menyampaikan bahwa produksi filet dan gelatin halal secara spesifik dilangsungkan untuk Pelabuhan Tamperan yang berstatus sebagai Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) kelas II. “Terdapat tiga komunitas nelayan tradisional yang menggunakan teknologi penangkapan sederhana, di mana umumnya peralatan penangkapan ikan dioperasikan secara manual dengan tenaga manusia dan kemampuan jelajah operasional terbatas pada perairan pantai,” papar Lukman.

Tidak hanya dari ITS, dosen berusia 59 tahun itu menginformasikan, program komprehensif yang digagas tersebut merupakan integrasi antara ITS dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan, Universitas Darussalam (Unida) Gontor, dan komunitas nelayan tradisional setempat. Dari penjelasan Lukman, kegiatan Abmas tersebut telah diikuti oleh 21 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat yang aktif.

Tim Abmas ITS bersama perwakilan dari 21 UMKM di Kabupaten Pacitan

Dipilihnya Kabupaten Pacitan sebagai kawasan binaan juga bukan tanpa alasan. Dosen Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS ini menyebut bahwa pihaknya mendukung produksi filet dan gelatin di Kabupaten Pacitan karena kondisi geografis yang berbatasan langsung dengan laut memungkinkan adanya produksi dan pemasaran ikan beserta produk olahannya. “Geografis Pacitan Selatan memungkinkan pasokan ikan dari nelayan yang berkelanjutan sepanjang tahun, walaupun fluktuatif,” ujar Lukman.

Di samping itu, lanjut Lukman, faktor yang mendasari penetapan Kabupaten Pacitan sebagai kawasan binaan disebabkan adanya kesulitan masyarakat dalam melakukan pemasaran ikan dan hasil olahannya. Lebih lanjut, kendala itu terjadi karena letak Kabupaten Pacitan jauh dari kota-kota besar seperti Surakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Dengan demikian, Lukman menegaskan bahwa program Abmas ditujukan untuk membantu menaikkan efektivitas pemanfaatan pengolahan ikan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Dalam pelaksanaan program, tim Abmas ITS mengagendakan upaya pencerdasan terkait konsep nilai tambah dari produk konvensional menjadi produk inovatif, nilai penting produk makanan yang halal, pertumbuhan global halal market, serta prosedur pengurusan sertifikat halal. “Kami menjelaskan tata cara pembuatan filet dan gelatin yang higienis dan baik. Selanjutnya, ada lokakarya produksi filet dan gelatin sekaligus demonstrasi penggunaan gelatin yang dihasilkan dari pelatihan sebelumnya,” beber Lukman lagi.

Lukman Atmaja MSi PhD (tengah) bersama mahasiswa KKN Tematik ITS yang terlibat sebagai tim bisnis dan pemasaran

Pengembangan kawasan rintisan oleh tim Abmas ITS yang juga beranggotakan Didik Prasetyoko dan Mardi Santoso dari Departemen Kimia ini disambut baik yang terlihat dari tingginya animo masyarakat setempat. Dosen kelahiran Jombang itu menerangkan bahwa respon masyarakat berada pada kategori luar biasa. Semua kegiatan dilakukan secara luring, yakni datang langsung ke Pacitan. “Termasuk kunjungan ke 21 lokasi produksi dari 21 UMKM yang ikut dalam pengabdian ini, yang tersebar di Pacitan kota, Pacitan pedesaan dan Pacitan Barat,” ungkap pakar termodinamika tersebut.

Di akhir progam pengabdian mayarakat ini, Lukman menerangkan bahwa semua UMKM telah bersepakat untuk menjadi bagian dari Kawasan Binaan ITS selama tiga tahun ke depan, yakni dari tahun 2021 hingga 2023. Lantas, guna memastikan keberlanjutan kemanfaatan yang telah diterima, UMKM baru untuk gelatin halal juga telah dirintis. “Harapan tim pengabdi adalah supaya suatu saat nanti Pacitan Selatan akan menjadi pusat produksi gelatin ikan,” tutur Lukman penuh harap. (jev/HUMAS ITS)

Berita Terkait