ITS News

Sabtu, 18 Mei 2024
10 Oktober 2020, 23:10

Melalui KKN, Mahasiswa ITS Bantu Tegakkan Protokol Kesehatan

Oleh : itshen | | Source : ITS Online

Sosialisasi dan pemberian tanda Jaga Jarak di Masjid Baitul Muwahiddin, Kabupaten Klaten oleh Muhammad Jati Kusumo

Kampus ITS, ITS News — Lebih dari 315 ribu kasus positif Covid-19 terjadi di Indonesia. Kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan adalah kunci untuk menurunkan tingkat persebarannya. Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, 12 mahasiswa Departemen Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang tergabung dalam Kelompok 29 mengemban misi untuk menegakkan protokol kesehatan di daerah masing-masing.

Pandemi yang mengharuskan penyesuaian dan perubahan rencana tak menyurutkan semangat dari kelompok bimbingan Dr Christiono Utomo ST MT ini. Menyadari bahwa setiap pusat aktivitas masyarakat memiliki risiko penularan Covid-19 yang lebih tinggi, berbagai program kerja yang dirancang dan disesuaikan dengan kondisi daerah berhasil mereka jalankan.

Anggota Kelompok 29, Jati Kusumo memilih menegakkan protokol kesehatan di Masjid Baitul Muwahiddin. Bertempat di Dukuh Samber, Desa Sabranglor, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, ia bekerja sama dengan Remaja Islam Al-Fajar untuk membuat tanda jaga jarak di tempat sholat serta melakukan sosialisasi. “Masjid bagi warga desa seperti kami merupakan pusat berbagai aktivitas, ” jelas mahasiswa yang akrab disapa Jati tersebut.

Ia menambahkan, inisiasi tersebut dilakukan karena kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan semakin turun. Menurutnya, pada Maret protokol kesehatan dipatuhi dan diawasi dengan ketat. Mulai dari jaga jarak satu meter, pengecekan suhu tubuh, hingga memakai masker. “Namun, semakin kesini semakin tidak ada yang mematuhi,” sesalnya.

Muhammad Robbi Sembodo mendirikan tandon air untuk mencuci tangan dan penempelan poster di dekat pintu masuk Pasar Subuh, Kabupaten Trenggalek

Berbeda dengan Jati, Muhammad Robbi Sembodo memilih untuk menegakkan protokol kesehatan di pasar. Ia membuat tandon air untuk mencuci tangan yang ditempatkan di dekat pintu masuk Pasar Subuh, Desa Surondakan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan pentingnya mencuci tangan bagi warga setempat.

Begitu juga dengan Nur Laili Fitriana yang memilih menegakkan pembatasan jarak di pasar. Ia membuat rencana pengkaplingan atau pemetakan tempat penjual di Pasar Dusun Gilis, Desa Simorejo, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban. Gagasan dan desain rencana tersebut kemudian langsung disampaikan kepada Kepala Desa setempat.

Desain Warung Sehat Anti Corona oleh Arwinda Aribah Cahyani yang disosialisasikan di Lingkungan Keputih, Surabaya

Sementara itu, Arwinda Aribah Cahyani melaksanakan program KKN yang ia beri nama Warung Sehat Anti Corona di Keputih, Surabaya. Ia membuat sketsa warung sehat lengkap dengan rencana penempatan tanda jaga jarak, penempatan hand sanitizer, sabun cuci tangan, wastafel, serta penempatan poster peringatan cuci tangan. Hasil sketsa tersebut kemudian ia sosialisasikan kepada delapan pemilik warung di lingkungan Keputih.

Sejalan dengan Arwinda, Bala Arizalu Putra, Salsabila Rizky, dan Gamantara Rizky Milian juga melakukan hal yang sama di rumah makan terdekat dari rumah mereka masing-masing. Mereka memberi tanda jaga jarak, mendirikan tandon air dan wastafel, serta menempelkan poster peringatan mematuhi protokol kesehatan.

Penempelan poster dan pemberian wastafel di toko kelontong sekitar rumah oleh Onne Mutiara di Sidoarjo

Mengingat simpul keramaian bisa terjadi di lingkungan sekitar rumah, Rifqi Nadhif Arrafid berinisiatif membuat wastafel dan poster ajakan cuci tangan di Pos Kamling. Sementara itu, Onne Mutiara berfokus pada pengadaan wastafel di toko kelontong, dan Mohammad Irfan Efendi berfokus pada pembatasan jarak di tempat duduk depan rumah tiap warga. Ada pula Dimas Ragil Darmanto yang membuat denah penyesuaian tiap fasilitas umum terhadap protokol kesehatan yang ada di Lingkungan Krajan, Kelurahan Bulusan, Kabupaten Banyuwangi.

Selain menghindari potensi persebaran virus Covid-19 di tempat umum, untuk mencegah infeksi, kebiasaan hidup sehat juga harus diterapkan dan dimulai dari dalam rumah. Yovita Virhasnaa, salah satu anggota kelompok, mensosialisasikan konsep rumah sehat yang diusung melalui denah dan poster yang ia buat. Hal tersebut ia lakukan karena berdasar hasil observasi, sebanyak 80 persen rumah di Desa Cerme Kidul, Kabupaten Gresik tidak memenuhi kriteria rumah sehat.

Dengan terlaksananya berbagai program penegakan protokol kesehatan di atas, Jati, mewakili Kelompok 29 berharap dapat meningkatkan kesadaran warga akan penerapan protokol kesehatan. “Semoga dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan tersedianya fasilitas, tingkat persebaran Covid-19 dapat menurun,” pungkasnya. (yus/hen)

Berita Terkait