ITS News

Jumat, 19 April 2024
21 Maret 2020, 19:03

Pembawa Virus Corona (COVID-19)

Oleh : itsrur | | Source : ITS Online

Dr Ir Amien Widodo MSi, Peneliti Mitigasi Bencana, Pusat Penedlitian Manajemen Kebencanaan dan Perubahan Iklim LPPM ITS Surabaya.

Kampus ITS, Opini — Pembawa virus corona adalah orang orang yang pernah bersentuhan dengan benda benda yang terkena virus corona dan bersentuhan dengan penderita virus serta pembawa virus lainnya. Kenapa demikian? Karena virus tersebut bisa bertahan berhari hari pada permukaan benda termasuk di tangan, baju, rambut, dan sebagainya.

Pembawa virus ini sehat wal afiat sehingga merasa tidak masalah berhubungan dengan orang orang di sekitarnya. Pembawa virus bisa dari teman sekolah, teman kantor, teman arisan, bisa ada di pasar, mall, tempat wisata, dan lain-lain. Bahkan pembawa virus ini bisa teman jamaah di masjid, gereja, wihara, dan lain-lain yang otomatis saling bersentuhan. Kita bersentuhan dengan si pembawa virus kemudian kita bawa ke rumah, ke keluarga kita, ke istri dan anak kita. Otomatis satu keluarga akan terkena.

Ingat wabah covid di Iran menyebar lewat masjid, di Korea Selatan dan Italia lewat gereja. Ke tiga negara ini termasuk paling banyak jumlah terinfeksi dan jumlah yang meninggal dunia.

Indonesia sudah terkena pandemi virus corona ini dan kita semua sudah melihat pertambahan jumlah penderita naik dengan pesat, korban jiwa berjatuhan walau sudah ada yang bisa sembuh.

Pembawa virus ini tidak akan kelihatan sebab dia sama dengan kita, sehat wal afiat dan karena merasa sehat maka merasa bebas melakukan apa saja. Sangat sulit mencari jejak pembawa virus ini.

Gimana antisipasinya? Pencegahan penularan virus ini sangat murah dan menyenangkan yaitu tetap di rumah bercengkerama dengan keluarga, berolah raga dan berjemur bersama keluarga. Tentunya sambil kerja selama 14 hari sesuai protokol World Health Organization (WHO). Kalau terpaksanya harus keluar rumah maka harus segera mencuci tangan atau jika perlu mandi dan seluruh pakaian dicuci. Tetap di rumah sangat membantu penurunan penularan bahkan pemusnahan virus tersebut.

Negara pun telah membuat kebijakan tentang tetap di rumah dan proses belajar dari rumah bagi pelajar dan mahasiswa. Demikuan pula bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) bisa bekerja di rumah dengan menggunakan interaksi online, dengan tetap mengutamakan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Satu yang juga sangat penting ialah menunda kegiatan-kegiatan yang melibatkan peserta banyak orang termasuk kegiatan peribadatan.

Kebijakan ITS mengikuti aturan dari pusat diantara segera melakukan lockdown selama 14 hari terhitung hingga Minggu (29/3). Pada Minggu (15/3) mestinya ada wisuda ITS ke 121 terpaksa ditiadajan. Munggu pertama seluruh aktivitas kampus diliburkan dan dilakukan penyemprotan disinfektan seluruh ruangan mulai dari gedung Rektorat ITS hingga ruang kelas. Acara seminar/workshop/rapat ditunda.

Stay at home and stay save!

 

Ditulis oleh:
Dr Ir Amien Widodo MSi
Peneliti Mitigasi Bencana
Pusat Penedlitian Manajemen Kebencanaan dan Perubahan Iklim LPPM ITS Surabaya

Berita Terkait