Menas Wibowo, M SC, menyapaikan materi diskusi korosi
Kampus ITS, ITS News – Perbincangan mengenai efek korosi pada industri minyak dan gas memang tidak ada habisnya. Menyoroti hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) adakan diskusi seputar korosi. Bertempat di Ruang Sidang Departemen Teknik Material dan Metalurgi, Senin (23/12).
Dalam diskusi yang digelar oleh National Association Corrosion Engineers (NACE) ITS ini, ahli material dan korosi, Menas Wibowo M Sc menyampaikan bahwa korosi paling umum disebabkan oleh gas karbon dioksida dan hidrogen sulfida. “Saat mengambil minyak akan keluar gas karbon dioksida yang apabila larut dalam air akan terjadi korosi,” jelasnya.
Pria yang sudah 12 tahun menggeluti material dan korosi ini menjelaskan, korosi dapat diketahui dengan menggunakan suatu software. Dalam penggunaan software ini, beberapa sistem yang diprediksi yaitu, temperatur, tekanan, dan proses pemisahan minyak. “Kita harus mengerti sistemnya, apa yang mengalir pada pipanya, dan berapa lama alat digunakan,” lanjut Menas.
Menas Wibowo M Sc, menjelaskan gambaran proses sampel yang di uji kadar hidrogen sulfidan dan karbondioksida
Pria yang bekerja di Nederlandse Aardolie Maatschappij (NAM) Belanda ini memaparkan, sistem korosi berlangsung, apabila ada kandungan air terpisah dengan emulsi dan minyaknya. “Kondisi ini disebabkan karena air mengandung karbondioksida terletak di dasar penampung dan bersentuhan pada dindingnya,” jelasnya pada diskusi yang bertema Corrosion Assessment in Oil and Gas Company tersebut.
Pria yang pernah bekerja sebagai konsultan di Australia ini melanjutkan, layaknya karbon dioksida, kandungan hidrogen sulfida juga harus diketahui. Caranya, dengan mengukur tingkat keasaman dari sampel air dengan perlakuan pada tekanan atmosfer itu. Jika keasamannya tinggi, ada indikasi terjadinya korosi. “Dalam melakukan pengukuran keasaman, harus diperhatikan kondisi aktual di dalam pipa dan hasil pengukuran,” paparnya.
Menas berpesan, selain harus bisa dan ahli dalam bidang ini, seorang mahasiswa harus memiliki sikap dan cara berpikir yang baik. Kejujuran dan sikap kritis terhadap sesuatu menjadi poin utama yang bisa dilatih dengan berperan aktif dalam bidang pendidikan dan riset. “Agar nanti di saat terjun di dunia industri bisa survive,” Pungkasnya. (zar/hen)
Foto bersama dengan peserta
Madiun, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) melaksanakan rangkaian program pemberdayaan
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperingati HUT ke-26 Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melanggengkan perannya dalam upaya penyelamatan iklim. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka memperkuat aktivis mahasiswa menjadi pemimpin bisnis di masa depan, Institut Teknologi Sepuluh


