ITS News

Sabtu, 20 April 2024
15 Desember 2019, 16:12

Memaknai Perjuangan Hidup dalam Sejarah Palagan Ambarawa

Oleh : | | Source : ITS Online

Ilustrasi Jendral Soedirman dan peperangan Ambarawa (sumber : tirto.id)

Kampus ITS, News — Tak ada kesuksesan tanpa pengorbanan. Kata yang tepat untuk menggambarkan Palagan Ambarawa. Sebuah kisah heroik untuk mempertahankan wilayah Indonesia. Siapa sangka, kemenangan yang berbuah manis itu harus dibayar dengan pengorbanan jutaan nyawa. Sama halnya dengan pejuang Ambarawa, setiap orang tahu rasanya berkorban bukan?

Pertempuran di Ambarawa tahun 1945 memakan tak kurang dari dua ribu korban jiwa. Sungguh, harga yang sangat mahal untuk mencapai sebuah kemenangan. Kala itu, indonesia dipimpin Jenderal Besar Raden Soedirman harus berhadapan dengan pasukan Inggris yang dipimpin Brigadir Bethell.

Di tengah pertempuran yang sengit, musuh tampak lebih meyakinkan dengan alat yang lebih canggih, pun jumlah pasukan yang lebih banyak. Suatu hal yang wajar jika timbul rasa pesimis dan bersiap untuk kalah. 

Hingga momen terbaik itu tiba, pasukan musuh dapat dipukul mundur dari daerah Ambarawa. Operasi Serangan Serentak menjadi taktik jitu sang jenderal yang menggemakan kemenangan. Semua nyawa melayang itu tidak hilang sia-sia. Soedirman berhasil membawa mimpi para gugur bunga itu terwujud.

Tanpa kita sadari, kejadian semacam ini kerap datang dalam hidup. Dimana dalam meraih mimpi, hambatan dan rintangan datang bertubi-tubi. Pikiran negatif akan kegagalan pun kian menghantui, bagai pasukan musuh dari negeri pencetus revolusi industri. Di tengah mendung yang kian menggelap itu, hendaknya kita menjelma menjadi sosok Soedirman yang tetap maju melawan semua duri putus asa.

Kini, saat mimpi itu berhasil diraih, terbayang semua pengorbanan bagai kilas balik. Lalu, muncullah senyuman bangga dengan penuh rasa syukur. Sebab, mimpi hidup dalam diri manusia, tinggal bagaimana cara kita berperang sekuat tenaga untuk meraihnya.

Para kawula muda, pemilik mimpi dan cita-cita mulia, merekalah sosok Soedirman bagi kehidupannya. Jenderal bagi sepasukan hasrat dalam dirinya. Sedangkan mimpi mereka bagaikan daerah Ambarawa yang layak diperjuangkan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Hari ini, tepat pada tanggal 15 Desember, mari jadikan peringatan Palagan Ambarawa sebagai momen penggebrak semangat. Momen yang tepat untuk menyusun taktik jitu guna meraih mimpi. Sebagaimana pepatah mengatakan, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Karena, setiap pemilik mimpi punya kesempatan untuk mewujudkan mimpinya.

Ditulis oleh:

Salsabila Aida Fitriya

Mahasiswa Departemen Biologi

Angkatan 2019

Reporter ITS Online

Berita Terkait