Kampus ITS, ITS News – Tak hanya sekedar menjadi tempat pengembangan kemampuan berbahasa, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa dan Budaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memberi kesempatan bagi para mahasiswa asing untuk memasak dan mengenalkan makanan khas dari negara asalnya melalui acara bertajuk International Master Chef, Rabu (4/12).
Kepala UPT Bahasa dan Budaya ITS, Ratna Rintaningrum SS M Ed Ph D mengungkapkan, acara ini merupakan sebuah inovasi pembelajaran bagi para mahasiswa asing. UPT Bahasa dan Budaya ITS membuktikan bahwa pembelajaran tidak harus selalu berlaku dalam kelas atau secara teoritis. “Namun pengaplikasian dari pembelajaran juga tidak kalah penting,” tuturnya.
Menurut Ratna, bahasa tidak bisa dipisahkan dengan budaya. Sehingga hal ini sejalan dengan slogan dari acara tersebut yakni Enhancing & Integrating Language and Cultural Skills, yang berfokus untuk meningkatkan dan mengintegrasikan kemampuan bahasa dan budaya para mahasiswa asing.
Untuk mewujudkannya, dalam acara tersebut tidak hanya mahasiswa asing yang berpartisipasi, namun juga melibatkan mahasiswa Indonesia. Yakni setiap satu mahasiswa asing didampingi oleh empat mahasiswa Indonesia. “Interaksi antara mahasiswa asing dengan mahasiswa lokal tersebut dapat juga meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia bagi mahasiswa asing,” ujarnya.
Bagi Ratna, acara yang berlangsung tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Alih-alih menetapkan masakan Indonesia sebagai menu, UPT Bahasa dan Budaya ITS membebaskan para mahasiswa asing untuk memilih menu yang berasal dari negaranya masing-masing untuk mengenalkan makanan khasnya. “Bisa jadi hal itu dapat mengobati rasa rindu terhadap negara asalnya,” imbuhnya.
Ratna menyebutkan bahwa acara ini diikuti oleh sembilan mahasiswa asing yang berasal dari Afghanistan, Timor Leste, Ethiopia, Sudan, dan Rwanda yang merupakan bagian dari Kemitraan Negara Berkembang (KNB). Terdapat sembilan macam masakan yang berasal dari berbagai negara antara lain Agua Sal dari Timor Leste, Dampoqi dari Afghanistan, Ayam Biryani dari Pakistan, dan masih banyak lainnya.
Semua itu para mahasiswa asing sendiri yang memilih dan mempersiapkannya, mulai dari jenis masakan, resep hingga bahan-bahannya. “Mereka (para mahasiswa asing, red) banyak mendapatkan informasi mengenai masakannya dari perpustakaan UPT Bahasa (ITS) yang memiliki koleksi lengkap hingga buku kuliner masing-masing negara,” tutur dosen Departemen Studi Pembangunan ini.
Kemudian, Ratna menambahkan, untuk lebih meningkatkan softskills, maka dibuatlah acara International Master Chef ini dalam bentuk kompetisi. Para peserta memperebutkan juara satu, dua, tiga, dan favorit. Dengan penilaian mencakup empat aspek yakni rasa, penyajian, kerapian, dan kebersihan.
Di penghujung acara, peraih juara diumumkan usai semua penilaian dilakukan oleh dua orang juri. Juara pertama diperoleh Ikramullah Qayyumi dari Afghanistan dengan masakan Dampoqi, juara kedua diraih Simpliste Dusabe yang berasal dari Rwanda dengan masakan Ifriti. Sedang juara ketiga diraih oleh Salestiano Cumbra dari Timor Leste dengan masakan Agua Sal dan juara favorit yakni Paulino Gamboa dengan masakannya yang bernama Teriyaki Brokoli.
Ratna berharap acara tersebut dapat meningkatkan semangat para mahasiswa asing maupun mahasiswa Indonesia dalam belajar bahasa dan budaya. Melalui berbagai acara pembelajaran inovatif semacam ini, Ratna pun berharap agar UPT Bahasa dan Budaya ITS semakin dikenal baik secara nasional hingga internasional. “Semoga UPT Bahasa dan Budaya ITS tetap dan selalu menjadi national reference,” pungkasnya penuh harap. (ai/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Kekeringan yang berkepanjangan berdampak pada kehidupan masyarakat. Menanggapi kondisi tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Material dan Metalurgi (DTMM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar acara IGNITE
Kampus ITS, ITS News – Menerapkan penggunaan teknologi tepat guna, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menunjukkan kontribusinya yang besar terhadap kemajuan dunia maritim di