ITS News

Selasa, 23 April 2024
22 November 2019, 00:11

Teliti Sensor Kimia, Dosen Muda ITS Raih Young Scientist Award

Oleh : itsmis | | Source : www.its.ac.id

Nur Laila Hamidah (paling kiri) bersama para penerima penghargaan lainnya di Asian Conference on Chemical Sensors (ACCS) 2019 di Bali

Kampus ITS, ITS News – Sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tidak jemu-jemunya mengukir prestasi membanggakan. Kini giliran dosen dari Departemen Teknik Fisika, Nur Laila Hamidah ST MSc, yang meraih penghargaan Young Scientist Award lewat penelitiannya mengenai sensor kimia dalam Asian Conference on Chemical Sensors (ACCS) 2019 yang diadakan di Grand Inna Bali Beach selama empat hari, mulai 17 November lalu.

Young Scientist Award merupakan penghargaan yang diberikan oleh komite ilmiah ACCS kepada para peneliti muda dengan usia di bawah 40 tahun yang telah mempublikasikan beberapa penelitian. Komite Ilmiah ACCS berfokus pada penelitian yang berhubungan dengan sensor kimia atau sensor yang bisa mendeteksi jumlah zat kimia.

Dalam kesempatan ini, Emmy, sapaan akrabnya, menjadi satu-satunya delegasi dari ITS yang meraih penghargaan tersebut. “Saya sekaligus mewakili universitas tempat saya mengenyam program doktoral, yaitu Universitas Kumamoto (Kumamoto University, Jepang, red),” jelas alumnus Universitas Nasional Sains dan Teknologi Taiwan itu.

Nur Laila Hamidah saat menerima penghargaan Young Scientist Award di Asian Conference on Chemical Sensors (ACCS) 2019 di Bali

Penghargaan yang diberikan kepada Emmy tentu saja bukan tanpa alasan. Emmy telah meneliti sensor gas hidrogen melalui pengembangan membran oksida grafena. Oksida grafena sendiri merupakan salah satu material atom. “Saya harus mempresentasikan penelitian di depan beberapa profesor yang ahli dalam bidang sensor kimia,” tutur perempuan berhijab kelahiran 10 Juli 1988 ini.

Selain itu, Emmy juga telah mempublikasikan penelitiannya tentang grafena oksida, salah satunya adalah jurnal yang berjudul Improving the Proton Conductivity of Graphene Oxide Membranes by Intercalating Cations yang terbit pada tahun 2019. Publikasi seperti ini menjadi salah satu kriteria penilaian yang diterapkan Komite Ilmiah ACCS.

Penghargaan Young Scientist Award juga diberikan kepada beberapa delegasi lain yang berasal dari Tiongkok dan Jepang. “Salah satu penerima penghargaan ada yang berasal dari Universitas Nagasaki, dia adalah asisten dari Profesor Taro Ueda,” ungkap Emmy. Prof Taro Ueda merupakan salah satu ahli dalam hal sensor kimia yang cukup terkenal.

Lewat prestasinya ini, perempuan 31 tahun tersebut berharap supaya penelitian di Indonesia dapat berkembang lebih pesat lagi nantinya. Sebab, menurutnya, kualitas sumber daya manusia di Indonesia sebenarnya masih mampu untuk bersaing. “Saya juga berharap penelitian tidak hanya dalam bentuk publikasi, tetapi bisa dalam bentuk produk yang bisa dimanfaatkan (oleh masyarakat luas),” pungkasnya. (jev/HUMAS ITS)

Nur Laila Hamidah saat menghadiri Asian Conference on Chemical Sensors (ACCS) 2019 di Bali

Berita Terkait