ITS News

Jumat, 10 Mei 2024
22 November 2019, 20:11

PSM ITS Boyong Dua Medali Emas dalam KICC

Oleh : itschi | | Source : ITS Online

Tim Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang berlaga dalam Karangturi International Choir Competition (KICC) 2019 di Semarang.

Kampus ITS, ITS News — Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan gaungnya melalui Karangturi International Choir Competition (KICC) 2019. Dalam kompetisi ini, PSM berhasil memboyong dua medali emas untuk kategori Mixed Choir dan Folklore.

KICC sendiri merupakan lomba paduan suara yang dihelat oleh Sekolah Nasional Karangturi. Dikatakan oleh Placidus Kristadi Stefanugroho, Ketua Panitia Keberangkatan PSM ITS, acara ini juga menjadi wadah regenerasi kepengurusan PSM ITS. “Mungkin bagi kebanyakan orang event ini sekadar kompetisi biasa, namun bagi kami ini adalah ladang untuk berkenalan dan belajar dinamika perlombaan,” ujar laki-laki yang kerap disapa Stefan tersebut.

PSM ITS yang terdiri dari 57 orang penyanyi mengikuti dua dari tujuh kategori yang dilombakan. Dari dua kategori tersebut, ITS berhasil menyabet peringkat keempat dalam kategori Mixed Choir dan peringkat kelima untuk kategori Folklore. “Kami yakin bahwa kedua medali emas ini menandakan bahwa tim PSM ITS memiliki performa yang cukup baik,” ujarnya antusias.

Berlaga melawan 58 tim lain, PSM ITS membawakan tiga lagu untuk masing-masing kategori. Pada kategori Mixed Choir, PSM ITS menyanyikan Scalvada Il Sol dengan komposer Luca Marenzio, Swans dengan komposer Eriks Esenvalds dan Birds of Paradise dengan komposer oleh Budi Susanto Yohanes dan Amelio Pahlevi. Sedangkan dalam kategori Folklore, PSM ITS membawakan lagu Bungong Jeumpa yang komposisikan Amelio Pahlevi dan Piso Surit yang dikomposisikan Budi Susanto Yohanes. “Terakhir adalah Luk Luk Lumbu hasil komposer Budi Susanto Yohanes,” terangnya.

Seperti kompetisinya yang lain, PSM ITS juga melakukan persiapan matang untuk kontes yang digelar di Kota Semarang ini. Sebelum berlaga, dilakukan audisi untuk menjaring mahasiswa yang akan tergabung dalam tim KICC. Tak hanya itu, mereka yang lolos kemudian ditempa selama 5 bulan hingga awal November oleh Music Developer ITS, Wasis Setiawan. “Kami mengadakan latihan rutin sebanyak tiga hingga enam kali per minggu,” papar mahasiswa angkatan 2018 tersebut.

Menurut Stefan, tantangan terbesar yang dialaminya dan tim adalah untuk mencapai titik kekompakan dan sinergitas antar penyanyi. Beberapa kendala seperti sulitnya mengatur jadwal latihan antar penyanyi juga mereka rasakan. “Bersyukur kami masih dapat mengendalikan hal tersebut,” terangnya

Stefan menambahkan bahwa kompetisi ini menjadi salah satu cara untuk meningkatkan hubungan antar anggota PSM ITS. Dengan menyatukan visi dan misi masing-masing individu yang tergabung melalui passion yang sama, ia berharap akan tercipta hal-hal yang positif dala tubuh PSM ITS.   “Dengan adanya KICC ini semoga dapat menambah semangat tim PSM ITS untuk terus berproses,” pungkasnya. (chi/hen)

Berita Terkait