Kampus ITS, ITS News – Media pemberitaan tak pernah sepi dari rentetan berita duka akibat bencana alam. Salah satu kejadian yang baru saja terjadi adalah gempa berkekuatan 6,5 skala richter yang menghantam Maluku, Kamis (26/9) lalu. Guna meringankan beban para korban bencana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti), bersinergi menyalurkan bantuan untuk para korban.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon, tercatat ada 1.516 kali gempa susulan yang terjadi di Maluku hingga Senin (14/10) lalu. Gempa tersebut menyebabkan 41 orang tewas, 1.602 korban luka, dan 148.619 orang mengungsi. Selain itu, untuk kerusakan fisiknya diperoleh data 2.712 unit rumah rusak berat, 3.317 unit rumah rusak sedang, 6.108 unit rumah rusak ringan, dan 730 unit yang rusak adalah fasilitas umum serta fasilitas sosial.
Menurut Lalu Muhamad Jaelani ST MSc PhD, Kepala Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim (PSKBPI), ITS baru mulai menyalurkan bantuan sejak awal Oktober lalu. Keterlambatan penyaluran bantuan disebabkan karena kurangnya publikasi media tentang bencana geologi ini. Diakui olehnya bahwa publikasi tentang gempa bumi di Maluku tidak segencar publikasi gempa bumi di Lombok. “Publikasi yang gencar itu padahal perlu untuk memberikan informasi kepada seluruh masyarakat Indonesia soal kejadian bencana ini,” ucapnya.
ITS sebagai perguruan tinggi, sambungngnya, memiliki dua kekuatan utama untuk merespon dampak bencana gempa bumi yang terjadi. Kekuatan pertama yaitu kekuatan jaringan, maksudnya disini adalah ITS memiliki relasi yang luas dengan seluruh perguruan tinggi yang di Indonesia. Selain itu, ITS juga memiliki mitra-mitra kerja sama yang lain untuk turut membantu memberikan bantuan beruapa donasi. Wujud peran ITS dalam memanfaatkan kekuatan jaringan adalah ITS dapat dengan mudah menggandeng universitas yang berada dekat dengan lokasi kejadian yaitu Unpatti untuk bersama-sama mendampingi prosesi penyaluran bantuan ke daerah terdampak bencana.
Namun, ternyata lokasi dari Unpatti sendiri juga masuk ke dalam wilayah terdampak bencana. Sehingga, sampai saat ITS menghubunginya, Unpatti masih memerlukan bantuan pihak lain untuk membantu korban bencana di Ambon.. Akhirnya, ITS melalui ITS Tanggap Bencana menghubungi Fakultas Teknik Unpatti untuk melakukan kerja sama terkait misi kemanusiaan guna membantu korban bencana gempa Maluku. “Kami menghubungi Unpatti karena merupakan universitas terdekat dari lokasi kejadian sehingga diharapkan dapat menjadi ujung tombak untuk penyaluran bantuan,” imbuhnya.
Dalam misi kemanusiaan yang diadakan oleh ITS ini, tidak setiap saat mengirimkan delegasi ke lokasi kejadian bencana. Hal ini dikarenakan terbatasnya biaya, sumber daya manusia, dan perbedaan karakteristik dari warga yang terdampak bencana. Sehingga, pada kejadian gempa Maluku ini, ITS hanya memberikan bantuan berupa dana untuk kebutuhan pangan dan penerangan. “Bantuan ini kemudian akan ditindaklanjuti dan didistribusikan oleh pihak Unpatti yang nantinya akan disalurkan ke Desa Tial dan Desa Tenga-Tenga,” terangnya kepada Kru ITS Online.
Alumnus dari University of Tsukuba ini mengakui bahwa tidak semua wilayah menyambut para relawan dengan baik. Sehingga perlu adanya kolaborasi antara komunitas daerah setempat dengan relawan yang akan menyalurkan bantuan. “Oleh karena itu, disini kami mendapuk Unpatti sebagai tangan penerus bantuan dari ITS ini,” tuturnya.
Kekuatan kedua yang dimiliki oleh ITS adalah kekuatan pengetahuan. Korban yang tertimpa bencana secara fisik dan psikis akan sangat labil sehingga sangat sulit untuk berpikir dengan baik. Disini, ITS sebagai institusi pendidikan dapat membantu memberikan arahan kepada korban dan relawan mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh selama masa tanggap darurat. “Misalnya pada kasus Maluku ini, kami memberitahukan kepada pihak Unpatti tentang apa yang harus mereka lakukan dalam menangani kejadian ini,” paparnya.
Sebagai perguruan tinggi, lanjutnya, ITS memang tidak memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan pada kasus bencana alam seperti gempa Maluku ini. Namun, Dosen Departemen Teknik Geomatika ini, berpegang teguh pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah pengabdian masyarakat. Menurutnya, berada di sisi para korban bencana juga merupakan manifestasi dari pengabdian masyarakat. “Disini, kita tidak sekadar membantu, namun melalui ITS Tanggap Bencana saya juga ingin menularkan jiwa kerelawanan kepada banyak pihak,” selorohnya.
Diakhir, ia berharap agar ITS Tanggap Bencana yang saat ini masih sebatas lembaga Ad Hoc dapat dikembangkan menjadi lembaga permanen. “Sehingga ITS mampu berkontribusi secara nyata tidak hanya dalam bidang riset saja, tetapi juga berkontribusi membantu para korban bencana,” pungkasnya. (ram/bel)
Kampus ITS, ITS News — Dalam rangka menata sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi kemajuan bangsa, Dewan Profesor Institut Teknologi
Kampus ITS, ITS News — Keresahan akan keamanan digital menginspirasi tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam menginovasikan
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendapat kehormatan sebagai tuan rumah kegiatan Czech – Indo Friendship
Kampus ITS, ITS News — Dukung pembelajaran interaktif, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh