ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
30 Oktober 2019, 21:10

Petingnya Pengetahuan Internet Bagi Mahasiswa, ITS Adakan Lokakarya

Oleh : itsmad | | Source : ITS Online

Prof Ir Supeno Djanali (tengah) saat memberikan materi pada Seminar Memperingati Ulang Tahun Internet ke-50

Kampus ITS, ITS News —Berbarengan dengan ulang tahun internet ke-50,  Departemen Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghelat lokakarya. Acara dengan tujuan untuk mengenalkan mahasiswa dengan serba serbi manfaat internet ini bertempat di Ruang Seminar Perpustakaan ITS, Selasa (29/10).

Ir Khakim Ghozali MMT, Kepala Departemen Teknologi Informasi ITS dalam sambutannya mengatakan, maksud mendasar diadakannya lokakarya ini adalah membuka wawasan mahasiswa mengenai internet. Perkembangannya yang semakin pesat dan luas membutuhkan perhatian khusus agar mampu dimanfaatkan secara maksimal. “Misalkan saja masalah keamanan siber. Hal ini perlu diwaspadai, sehingga perlu adanya pengenalan,”  jelasnya.

Senada dengan Khakim, Prof Ir Supeno Djanali Msc PhD, salah satu pembicara turut menerangkan, internet memiliki dampak signifikan, salah satunya budaya. Misalkan pada bidang transportasi, berbelanja, dan komunikasi. Budaya serba praktis dan efisien menjadi tren masyarakat. “semua telah dipersingkat dan dipermudah dalam prosesnya dengan internet,” papar pria yang akrab disapa Supeno ini.

Kepala Deartemen Teknologi Informasi ITS, Ir Khakim Ghozali MMT saat memberikan sambutan dalam Seminar Memperingati Ulang Tahun Internet ke-50

Supeno melanjutkan, secara sistem budaya, internet berpengaruh pada tujuh unsur budaya yang telah dirumuskan oleh Prof. Dr. Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi Indonesia. Unsur tersebut yakni bahasa, sistem pengetahuan, sistem kemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan teknologi. “Serta sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian,” ungkapnya. 

Selain itu, tutur Supeno, budaya juga terpengaruh dalam tiga wujud. Diantaranya gagasan, aktivitas, dan wujud fisik yang berupa karya. “misalkan pada unsur bahasa, Internet sedikit demi sedikit mempengaruhi masyarakat,”  lanjut alumnus University Of Wisconsin-Madison ini.

Supeno melanjutkan, Sedangkan dalam wujud gagasan, masyarakat dihadapkan dengan bahasa modern. Berikutnya, gagasan inilah yang mempengaruhi kebahasaan masyarakat di lingkungannya, sehingga karya-karya fisik yang tercipta mengikutinya. “Seperti kebahasaan dalam buku, lagu, atau tulisan,” tuturnya.

Selain itu, sambung Supeno, gagasan yang timbul di media sosial, membuat masyarakat sering dihadapkan pada bahasa yang dianggap modern atau justru berkonotasi negatif. “Ini akan berdampak dengan pola pikir dan gagasan yang timbul dari masyarakat kedepannya,” sambung Dosen Departemen Teknik Informatika ITS ini.

Penyerahan cenderamata oleh Ir M Husni MKom (kiri) kepada Prof Ir Supeno Djanali MSc PhD (kanan) dalam Seminar Memperingati Ulang Tahun Internet ke-50

Di samping itu, Supeno mengingatkan, internet juga memiliki dampak negatif. Misalkan maraknya berita bohong atau hoaks, kecanduan sosial media berlebihan, dan adanya konten pornografi. “Dampak negatif ini harus disadari sedini mungkin oleh masyarakat agar tidak menyerang kebudayaan masyarakat,” lanjutnya.. 

Supeno menuturkan,untuk mengatasinya, bisa melalui pemberian contoh sikap dan teladan yang baik. Ditambah dengan pengawasan dan sosialisasi pemberitahuan mengenai dampak negatif internet. “Dengan begitu, kebudayaan akan tetap kuat dan tidak goyah,” terang Guru Besar Bidang Ilmu Arsitektur dan Jaringan Komputer ini.

Supeno membeberkan, tantangan terbesar akibat dampak internet ini adalah adanya homogenisasi budaya. Keunikan dari setiap budaya akan tereduksi dan bercampur satu sama lain. “Sehingga, karakteristik setiap kultur semakin terlihat serupa dan tidak bervariasi,” gumamnya. 

Tentunya, lanjut Supeno, Hal tersebut dapat mengakibatkan hilangnya budaya tradisional dan digantikan oleh budaya baru berskala global. Tradisi baru ini dapat mendominasi banyak komunitas masyarakat. “Sehingga terbentuk sebuah super budaya baru,” jabar salah satu perintis Teknologi Informasi (TI) Indonesia ini.

Oleh karena itu, Supeno berharap, mahasiswa dan pelajar Indonesia dapat menyadari tantangan ini di masa depan. Perlunya membaca dari berbagai sumber agar tidak mudah terpengaruh dampak negatif internet. “Dengan banyaknya wawasan, berbagai persiapan dapat dilakukan untuk mengantisipasi pengaruh internet ini,” lanjutnya.

Sebaliknya, menurut Supeno, pengaruh negatif akan sulit dibatasi jika tantangan ini tidak disadari oleh generasi muda. “Saya berharap pendidikan Indonesia tidak hanya bersifat edukatif, tapi juga aplikatif untuk pengembangan masyarakat ke depan,” pungkasnya.(mad/qin).

Berita Terkait