ITS News

Selasa, 30 April 2024
27 Oktober 2019, 10:10

Merombak Pendistribusian CNG, Demi Meratakan Manfaatnya

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online
Merombak Pendistribusian CNG, Demi Meratakan Manfaatnya

Tim Navramerta saat melakukan sesi tanya jawab seputar paper yang telah mereka presentasikan pada Final Paper Competition OCEANO 2019 Jumat lalu (11/10).

Kampus ITS, ITS NewsCompressed natural gas (CNG) merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia, yang dinilai dapat menangkis isu lingkungan dan penyediaan bahan bakar minyak selama ini. Namun agar masyarakat umum bisa merasakan kebermanfaatannya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Tim Navramerta lantas memberikan kajiannya soal metode distribusi CNG yang paling efisien.

Dalam karya tulisnya yang berjudul Teknologi Distribusi CNG (Compressed Natural Gas) dengan Kombinasi Coselle dan Kapal Barge untuk Merealisasikan Bahan Bakar Gas sebagai Bahan Bakar Utama di Indonesia, wakil ITS dalam ajang Paper Competition OCEANO 2019 ini mencoba menyoroti permasalahan kurang meratanya pemanfaatan CNG yang diakibatkan dari tingginya biaya pendistribusiannya.

Selain itu, Abhista Wara (Departemen Teknik Kelautan), Ilham Hidayat (Departemen Teknik Kelautan), dan Rudi Harianto (Departemen Teknik Transportasi Laut) juga menunjukan perhatiannya terhadap keberlanjutan penggunaan bahan bakar minyak di Indonesia. Pasalnya sejak 2015, Indonesia telah masuk ke dalam sepuluh besar negara pengimpor minyak. Hal tersebut seperti bertolak belakang dengan potensi gas alamnya yang bisa dijadikan sebagai bahan bakar alternatif.

Untuk merealisasikannya lantas dibuatlah proses pengubahan gas alam menjadi CNG, supaya dapat didistribusikan dalam bentuk gas jadi. Ketua tim, Abhista menuturkan bahwa teknologi gas jadi yang ada sekarang ini masih menggunakan tabung berat dengan kapasitas yang minim. Maka dari itu, muncul teknologi Coselle yang merupakan tabung ringan yang mampu menampung gas dalam volume yang besar. “Yang dimaksud dengan Coselle yaitu pipa elastis yang teruntai dan didalamnya mampu menampung CNG dalam jumlah yang besar,” ujarnya.

Selanjutnya, setiap Coselle akan dihubungkan dengan manifold dan sistem pengontrol gas dalam kapal. Sehingga kapasitas kapal angkutnya kemudian juga menjadi penentu seberapa banyak Coselle yang dapat dibawa nantinya. Sehingga Abhista dan timnya lantas harus merancang kapal tongkang yang sesuai untuk persoalan tersebut.

Jadi lewat inovasi yang juga merupakan pengembangan dari paper-nya yang terdahulu ini, Abhista berharap dapat menjadi solusi untuk lebih memaksimalkan sumber daya alam Indonesia khususnya gas alam. “Jika sebelumnya membahas transportasi liquefied natural gas (LNG), maka kali ini mengenai transportasi CNG yang merupakan jawaban untuk masalah lingkungan dan impor minyak,” ungkapnya. (ion6/yok)

Berita Terkait