ITS News

Selasa, 16 April 2024
10 Oktober 2019, 17:10

IGCC, Hasilkan Listrik dengan Cara yang Lebih Bersih

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Prof Wei Wu PhD ketika menyampaikan materi pada lokakarya di Departemen Teknik Kimia ITS

Kampus ITS, ITS News – Process System Engineering merupakan salah satu cakupan penting dalam riset sektor perindustrian. Menanggapi hal ini, Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar lokakarya bertajuk Applying Process System Engineering in Clean Energy Research dengan Prof Wei Wu PhD sebagai narasumber, Senin (7/10).

Mengawali pemaparannya, salah seorang World Class Professor ini menjelaskan mengenai desain Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC). Dalam beberapa dekade terakhir, batubara dianggap sebagai sumber energi utama pembangkit listrik karena ketersediaan dan cadangannya yang melimpah. Untuk menghasilkan listrik dari batubara dengan cara yang lebih bersih dan efisien adalah menggunakan IGCC atau siklus gabungan gasifikasi terpadu.

“Dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil secara konvensional, metode ini (IGCC, red) dinilai lebih baik,” terang  World Class Professor (WCP) dari National Cheng Kung University (NCKU), Taiwan ini.

Untuk menjaga kualitas IGCC dalam memenuhi produksi, ada tiga desain yang hingga kini digunakan. Di antaranya adalah Chemical-looping Air Separation, NG-IICLAS-based IGCC system, dan Dual IICLAS-based IGCC system. Lebih lanjut, Chemical-looping Air Separation (CLAS) sendiri adalah desain yang dapat memasok oksigen dengan kemurnian tinggi. Siklus CLAS ini berkaitan dengan efisiensi sistem dan pengurangan emisi karbon dioksida.

“Desain CLAS dapat menggantikan sistem konvensional yang mampu meningkatkan efisiensi keseluruhan dari pabrik IGCC dengan menangkap karbon dioksida,“ imbuh profesor yang berpengalaman dalam bidang process system engineering ini.

Simulasi model pada sistem CLAS juga dapat diaplikasikan dalam NG-IICLAS-based IGCC system.  Dimana sistem NG-IICLAS-based IGCC sendiri merupakan desain yang fokus pada penggunaan kompresi udara, pembakaran oxy-fuel metana (OCM), serta integrasi dua penukar panas dan turbin gas untuk melakukan siklus redoks. Ketiga fokusan tersebut akan menghasilkan listrik tambahan secara bersamaan.

Lanjut Prof Wei, pada alur kerja sistemnya, NG-IICLAS-based IGCC berkaitan dengan Dual IICLAS-based IGCC system. Saat NG-IICLAS-based IGCC menghasilkan listrik tambahan dengan memulihkan panas limbah dari gas nitrogen bertekanan tinggi dan melepaskan gas buang karbon dioksida, secara paralel sistem Dual IICLAS-based IGCC menghilangkan OCM.

Selain itu, profesor yang memiliki ketertarikan dalam hal energi terbarukan ini juga menjelaskan mengenai analisis siklus hidup dan evaluasi ekonomi dari biorefinery mikroalga. Sebagai bahan baku utama biofuel, mikroalga dianggap mampu mengatasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kelebihan bahan bakar fosil.

Melalui analisis ekonomi dan siklus hidup, rantai mikroalga hingga menjadi biofuel dapat memberikan dampak negatif ke lingkungan yang lebih rendah dibandingkan bahan yang lain. “Selain itu, sebagai bentuk penjagaan terhadap kelestarian lingkungan mikroalga juga memiliki manfaat lain, yaitu dapat mengurangi emisi gas rumah kaca,“ pungkasnya. (ion2/rur)

Berita Terkait