ITS News

Kamis, 28 Maret 2024
09 Oktober 2019, 14:10

Show Digelar, Persiapkan Mawapres Lebih Awal

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Tita Oxa Anggrea ketika memberikan materi pada School of Mawapres (Show) 2019 di departemen Teknik Fisika.

Kampus ITS, ITS News – Guna mencetak generasi penerus Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Himpunan Mahasiswa Teknik Fisika (HMTF) mengadakan temu Mawapres, Minggu (6/10). Acara yang bertajuk School of Mawapres (Show) ini menghadirkan dua Mawapres sebagai narasumber.

Mawapres sendiri merupakan suatu predikat yang secara rutin diberikan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk mengapresiasi mahasiswa berprestasi di seluruh Indonesia. Kesempatan bagi seluruh peserta Show untuk dapat menggali informasi seputar Mawapres terbuka lebar.

Dua mawapres yang dihadirkan sebagai narasumber yaitu Muhammad Afif Purwandi dari Departemen Teknik Industri 2016 dan Tita Oxa Anggrea dari Departemen Teknik Fisika 2016. Afif Purwandi dihadirkan sebagai Mawapres III Nasional 2019 dan Ocha, sapaan akrabnya, dihadirkan karena capaiannya sebagai Mawapres III ITS.

Afif, begitu ia biasa disapa, membuka sesinya dengan memberikan gambaran umum mengenai Mawapres. Secara umum, untuk masing-masing jenjang, Ristekdikti memberikan predikat Mawapres kepada tiga mahasiswa terbaik bangsa. Tiga dari jenjang sarjana dan tiga untuk jenjang diploma. Di ajang ini, mahasiswa dilihat muatan hard-skills maupun soft-skillsnya, serta muatan interpersonal pada diri mahasiswa.

Peserta Show 2019 saat menyimak dengan baik paparan materi dari narasumber yang dihadirkan pada Minggu (6/10)

Dalam meniti jalan menuju predikat sebagai Mawapres, setidaknya menurut Afif ada tiga faktor fundamental yang perlu diperhatikan. Dari segi intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler, semua dinilai untuk diakumulasikan. Sedangkan poin utama yang dilihat, menurut Afif, ada pada capaian yang dilampirkan calon penerima predikat Mawapres.

“Kalau di ketentuannya ada syarat maksimal mencantumkan sepuluh prestasi, maka sepuluh prestasi adalah minimal capaian yang kita punya,” urainya memotivasi. Mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia ini tidak ragu-ragu menunjukkan manfaat apa yang bisa didapat dengan banyak meraih prestasi. Karena selain akan menerima penghargaan, akan banyak keahlian yang terasah beriringan.

Afif Purwandi, Mawapres I ITS sekaligus Mawapres III Nasional 2019 saat memaparkan materi pada sesi pertama Show 2019

Sebagaimana disebutkan Head of Generasi Baru Indonesia (Genbi) 2018/2019 itu, Tita Oxa Anggrea juga menceritakan perjalanannya dari seorang introvert menjadi seorang yang kini banyak berkecimpung di dunia broadcasting. Mahasiswa penerima predikat Raki Jatim 2016 ini, menjelaskan bahwa menjadi pintar saja tidak cukup. “Untuk menuai prestasi, kita harus mampu merepresentasikan apa yang ada dipikiran kita,” paparnya.

Wanita asal Madura ini menuturkan, kemampuan berpikir kritis menjadi hal yang utama dan harus terus diasah. Baik Afif maupun Ocha, keduanya memiliki cara masing-masing untuk dapat meningkatkan kualitas berpikir kritis mereka. Menargetkan jumlah jurnal yang menjadi bacaan mingguannya menjadi cara yang dipilih Afif. Sedangkan, yang menjadi pilihan World Miss Tourism Ambassador 2018, Ocha, adalah dengan menjadwalkan untuk mengikuti isu global setiap pekannya.

Yang menjadi kesamaan antara Mawapres I dan III ITS 2019 ini, keduanya sama-sama tidak pernah membuat waktu liburannya hanya sebagai periode bersantai. Afif berkisah, untuk mempersiapkan berbagai kompetisi dan mencetak rekam jejak yang baik perlu persiapan ekstra. “Tidak cukup hanya mengandalkan jeda masa kuliah untuk persiapan lomba, setidaknya enam puluh persen harus siap semasa liburan,” kisahnya. Sementara Ocha, di setiap liburannya lebih memilih untuk mengisi dengan kegiatan magang ke banyak perusahaan, salah satunya di Petronas.

Cerita presenter JTV ini, menjadi menarik perhatian peserta ketika Ocha bercerita kisah di balik feeds instagramnya. “Orang nggak perlu tahu apa yang ada di balik kesuksesan di foto itu,” katanya. Ia memegang prinsip, semakin ia mengalami tekanan, maka semakin tinggi dan jauh lompatan yang akan ia buat. Dalam sesinya ia berpesan agar tidak meremehkan yang disebut the power of dream, juga the power of link.

Selain mengulas perjalanan Mawapres yang dihadirkan, HMTF juga mewadahi para calon Mawapres dengan program yang disampaikan di akhir acara. “Melalui Show 2019, diharapkan mahasiswa Departemen Teknik Fisika, khususnya, dapat lebih dini mempersiapkan ajang bergengsi itu,” ungkap Taufiqurrahman Ashari, ketua departemen (kadep) Riset dan Teknologi memungkasi. (ion12/id)

Taufiqurrahman Ashari (kiri) saat menyerahkan secara simbolis cinderamata kepada Muhammad Afif Purwandi (kanan)

Berita Terkait