ITS News

Sabtu, 27 April 2024
06 Oktober 2019, 03:10

Mahasiswa ITS Sabet Juara Pertama Kompetisi Fisika Nasional

Oleh : itslut | | Source : ITS Online

Muhammad Amir Jamilludin (kanan) saat menerima penghargaan sebagai juara pertama pada Physics Competition III di Universitas Andalas, Padang

Kampus ITS, ITS News – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi terbarunya di level nasional. Kali ini, salah satu mahasiswa ITS berhasil mengantongi juara pertama pada ajang Physics Competition III 2019 helatan Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) Universitas Andalas, Padang, 27 September 2019 lalu.

Adalah Muhammad Amir Jamilludin dari Departemen Fisika yang berjuang membawa nama ITS pada ajang tersebut. Amir, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa niat awal dia mengikuti kompetisi ini adalah untuk menambah tantangan baru dan juga pengalaman olimpiade. “Acara ini adalah ajang olimpiade fisika tingkat mahasiswa yang pertama sekaligus terakhir bagi saya yang akan diikuti terutama yang berada di luar pulau Jawa,” tuturnya.

Lebih lanjut, Amir menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga tahap yang harus dilalui sebelum dinyatakan sebagai juara pertama. Tahap pertama adalah babak penyisihan serentak yang dilakukan secara online. Babak penyisihan tersebut berbentuk soal pilihan ganda sejumlah 40 soal yang dikerjakan dalam waktu 90 menit. Materi yang diujikan pun cukup bervariasi dan mendalam, mulai dari mekanika klasik, fisika kuantum, elektrodinamika, fisika statistik, dan elektromagnetika.

Dari babak penyisihan tersebut akan diambil 15 besar untuk maju ke babak semifinal yang akan dilaksanakan langsung di Departemen Fisika Universitas Andalas, Padang. “Alhamdulillah, pada hari pelaksanaan babak penyisihan itu juga langsung diumumkan 15 peserta dengan nilai terbaik, dan saya masuk di peringkat kelima,” ujar mahasiswa yang berasal dari Jombang ini.

Pada tahap semifinal, soal yang diberikan berbeda dengan tahap sebelumnya. Kali ini, peserta diberikan soal esai sebanyak 30 soal. Dari tahap ini akan dipilih sepuluh peserta dengan nilai terbaik untuk melanjutkan kompetisi di babak final. Meski sempat terkendala dengan kelelahan akibat jarak perjalanan yang cukup jauh dari Surabaya ke Padang dan waktu belajar yang sedikit, Amir mampu menempatkan dirinya di peringkat ke delapan dari sepuluh peserta terbaik.

Pada babak final, soal yang diberikan masih menggunakan soal esai seperti tahap sebelumnya. Namun, kali ini hanya berjumlah lima soal dengan tingkat kerumitan yang lebih tinggi. Soal-soalnya sendiri memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan yang sudah diberikan di bangku kuliah. Selain itu juga membutuhkan penyelesaian yang kompleks untuk mencari solusi akhirnya.

Amir juga menyebutkan bahwa kunci kemenangannya ada pada babak final. Ia berusaha untuk menjaga perasaan dan pikiran agar tetap fokus selama mengerjakan soal final meskipun dirasa sangat sulit. Selain itu, ia berusaha untuk menjawab soal yang berbentuk esai ini secara jelas, runtut, dan sistematis. “Sehingga juri pun bisa melihat hasil penyelesaian soal saya dengan puas dan akan memberikan nilai yang maksimal,” ujar mahasiswa yang sedang aktif di bidang olimpiade fisika ini.

Pengalaman kegagalan dari kompetisi sebelumnya dan juga latihan rutin yang dilakukan secara otodidak juga menjadi keistimewaan tersendiri bagi Amir sehingga bisa memenangkan kompetisi ini. Hal itu juga ditunjang dengan kegemarannya dalam menurunkan rumus mengenai apapun yang terpikirkan olehnya dan diaplikasikan langsung dengan soal-soal kompleks semasa kuliah. “Mungkin, kelihaian dan kebiasaanlah yang membentuk saya sehingga bisa menjadi pemenang,” tambahnya.

Ke depannya, ia berharap bisa memenangkan lagi beberapa olimpiade fisika tingkat mahasiswa. Amir telah menarget beberapa kompetisi yang harus ia taklukkan nanti. “Selain itu saya juga berharap bisa lolos Olimpiade Nasional MIPA bidang fisika tingkat nasional setelah tahun sebelumnya hanya lolos tingkat wilayah saja,” pungkasnya penuh harap. (lut/id)

Berita Terkait