Dari kiri Budi Darsono, Rizky Wihardi, Slamet Wuryadi, Prof Dr Ir Simon W MyApp Sc, Totok Dewanto ketika menjadi pembicara dalam SESINDO
Kampus ITS, ITS News – Konsep baru diusung oleh Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia (SESINDO) yang ke-11. Ialah dengan ditambahkannya pula walk-in-interview bertajuk millennial, yang sekaligus menjadi ajang bertukar pikiran demi rencana strategis pengembangan ekonomi kreatif berbasis teknologi informasi di Indonesia hingga 2045 nanti.
SESINDO yang kali ini digelar di Hotel Majapahit pada Kamis (19/9) menggandeng Kementerian Ketenagakerjaan, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), serta berbagai startup yang ada di tanah air. Tak lupa beberapa kelompok kerja dari Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) pun turut diundang dalam dialog bersama pembahasan roadmap tersebut.
Iwan Agustiawan Fuad selaku Ketua Yayasan Desa Emas Indonesia, membuka sesi diskusi dengan membahas implementasi roadmap KEIN soal wilayah kerja dan kemitraan di bidang industri dan teknologi. Pembicara yang lain yaitu Wakil Walikota Banjarbaru, H Darmawan Jaya Setiawan memberikan contoh lewat rencana dan implementasi industri pedesaan di kota yang di kotanya.
M Nur Yuniarto ketika memaparkan tentang kendaraan listrik di SESINDO
Di sisi lain Ketua Tim Riset Kendaraan Listrik ITS, Dr M Nur Yuniarto ST mencoba mengangkat potensi kendaraan listrik sebagai motor dari implementasi pengembangan industri di daerah. Beliau menjelaskan bahwa semestinya Indonesia tidak lagi bergantung pada bahan bakar minyak (BBM), mengingat betapa sulitnya distribusi BBM dibanding listrik. “Distribusi listrik lebih mudah daripada BBM karena hanya dengan menarik kabel, maka listrik pun sudah dapat tersalurkan,” terang dosen Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.
Terlebih sumber listrik yang melimpah di Indonesia, seharusnya lebih dioptimalkan untuk menunjang pengembangan ekonomi daerah. Oleh sebab itu, kendaraan listrik dapat berperan sebagai solusi bagi daerah-daerah yang belum terjamah oleh BBM. “Nantinya, kami ingin di setiap daerah itu kendaraan listrik didesain oleh tim dari ITS dan dikembangkan ke seluruh Indonesia,” ujar Nur Yuniarto.
Selanjutnya, sesi diskusi lebih banyak bicara soal industri-industri yang ada di berbagai daerah. Dimulai dari Totok Dewanto, KJP Cipta Prima Sejahtera yang memaparkan persoalan teknologi sebagai pendukung industri sawit. Terdapat pula Prof Dr Ir Simon W MyAppSc dari Universitas Brawijaya yang berbagi informasi terkait budidaya porang. Lalu dilanjut dengan pembahasan budidaya puyuh oleh Slamet Wuryadi, selaku owner Slamet Quail Farm. Dan terakhir Rizky Wihardi dari PT Hydro Perdana Retailindo menjelaskan distribusi produk bagi warung berbasis teknologi.
Budi Darsono ketika menutup acara SESINDO yang ke-11
Di akhir acara, Budi Darsono sebagai perwakilan KEIN berharap dari gelaran SESINDO ini dapat membuka potensi-potensi dari generasi millennial dalam indutri kreatif di Indonesia nantinya. “Selain itu juga kedepannya Indonesia harapannyadapat mewujudkan gerakan desa emas,” pungkasnya. (naj/yok)
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh


