ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
13 September 2019, 08:09

Galeri Investasi BEI Ajak Mahasiswa ITS menjadi Investor Muda

Oleh : itsmis | | Source : www.its.ac.id

(dari kiri) Hasan Fawzi, Budi Susetiyo, Indah Kurnia, Ahmad Rusdiansyah, dan Amrin Tarigan saat meresmikan Galeri Investasi BEI di Departemen Manajemen Bisnis ITS

Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus meningkatkan kualitas mahasiswanya agar siap menghadapi dunia global. Salah satu untuk mencapai hal itu, ITS bekerja sama dengan IDX Bursa Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan FAC Sekuritas untuk membuat Galeri Investasi BEI di Departemen Manajemen Bisnis yang diresmikan, Rabu (22/7).

Peresmian ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Acara ini langsung dihadiri oleh direktur BEI Hasan Fawzi, Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Timur Dewi Sriana Rihantyasni, Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan I OJK Budi Susetiyo. Direktur FAC Sekuritas Amrin Tarigan, Anggota DPR RI Komisi XI Indah Kurnia SE, dan Wakil Rektor III ITS Dr Eng Ir Ahmad Rusdiansyah MEng.

(Dari kanan) Prof Udisubakti Ciptomulyono, Amrin Tarigan, Dr Ahmad Rusdiansyah, Indah Kurnia, Hasan Fawzi, dan Budi Susetiyo

Ahmad Rusdiansyah mengungkapkan, hadirnya galeri investasi BEI di ITS ini menjadi pacuan bagi mahasiswa ITS untuk belajar langsung menjadi seorang pebisnis. Mahasiswa akan langsung terjun ke dunia investasi Bursa Efek Indonesia. “Mereka akan belajar menjadi investor muda di pasar modal,” ujar pria yang kerap disapa Doddy ini.

Dosen Teknik Industri ini juga mengungkapkan, hadirnya Galeri Investasi BEI ini sebagai sarana mahasiswa untuk belajar literasi dan edukasi mengenai pasar modal. Mahasiswa akan tahu secara langsung tentang saham, obligasi, dan mereka akan belajar sebagai investor muda. “Cukup dengan uang Rp 100.000 sebagai modal, mereka bisa menjadi investor bagi perusahaan-perusahaan di BEI,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Doddy, tantangan baru bagi dunia saat ini adalah data analitik atau data sains dan big data. Pasar modal adalah sumber big data yang terbesar. Data yang ada di pasar modal akan bergerak setiap detik, ini adalah sesuatu yang harus dipelajari, dianalisa, dan diprediksi. “Mahasiswa ITS akan belajar untuk menganalisa pasar modal dengan baik secara langsung,” ucapnya.

Dengan terjun langsung, menurut Doddy, mahasiswa akan mengetahui saham perusahaan mana saja yang favorit, saham yang bullish (saham bergerak naik dalam jangka waktu tertentu) dan bearish (saham bergerak turun dalam jangka waktu tertentu). Mahasiswa juga akan tahu mengenai saham mana saja yang tergolong blue chip, yakni saham yang paling laku. “Tidak hanya sebagai pengamat saham, namun juga sebagai investor,” imbuhnya.

Manfaat lainnya adalah mahasiswa akan semakin tertarik dan ingin tahu tentang dunia bisnis, sehingga akan timbul jiwa wirausaha dengan baik. Mahasiswa yang datang tidak hanya melakukan investasi, namun akan ada program simulasi mengenai pasar modal.

Dengan program simulasi ini, mahasiswa akan belajar dan mencoba kapan dia bisa mendapatkan capital gain (pendapatan yang diperoleh dari penjualan aset modal) dan kapan capital loss (kerugian yang didapatkan dari selisih harga beli dikurangi harga jual saham). “Harapannya, pengetahuan ini sebagai dasar dan bekal mahasiswa untuk menghadapi perang dagang dunia,” pungkasnya. (qin/HUMAS ITS)

Deputi Direktur Pengawasan LJK 1 OJK Budi Susetiyo (kiri) menerima suvenir dari Dekan Fakultas Bisnis dan Manajemen Teknologi ITS Prof Udisubakti Ciptomulyono

Berita Terkait