ITS News

Kamis, 25 April 2024
20 Juli 2019, 17:07

Lewat CED 2019, Enam Negara Mengabdi untuk Indonesia

Oleh : itsmia | | Source : -

Peserta Community Engagement for Development (CED) 2019 tiba di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.

Kampus ITS, ITS News – Guna mengajarkan generasi muda di Asia akan tanggung jawab manusia di dalam komunitas sosial, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bekerjasama dengan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) dan Universitas Wijaya Kusuma (UWK) mengadakan program Community Engagement for Development (CED). Program yang bertajuk ‘Enlivening the Spirit of Sharing’ ini dibuka secara resmi oleh ketiga rektor di Gedung Rektorat ITS pada Kamis (17/7) yang bertujuan sebagai sarana pengabdian untuk Indonesia.

Grace Elfa, panitia CED 2019 menjelaskan, tujuan dari CED sendiri adalah sebagai wadah bagi para milenial terdidik untuk terlibat dalam kegiatan yang mempromosikan pengembangan tanggung jawab sosial mereka. “Juga agar turut berkontribusi pada peningkatan kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.

CED 2019 mendatangkan total empat puluh peserta, di mana lima belas peserta berasal dari Indonesia dan dua puluh lima lainnya merupakan mahasiswa asal Negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Taiwan.

Peserta Community Engagement for Development (CED) 2019 dari enam negara di Asia disambut oleh tarian tradisional Jawa Timur di lobi Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

“Peserta program CED dari keenam Negara ini nantinya akan menghabiskan waktu selama tiga hari di Surabaya dan tujuh hari di Desa Puhsarang, Kediri yang menjadi target utama pengabdian masyarakat,” tutur Grace.

Lanjutnya, sebelum mengonsep proyek yang mereka lakukan, peserta akan menjalani beberapa kegiatan awal untuk pembekalan seperti pengenalan bahasa dan budaya, pelatihan manajemen limbah, dan lain hal yang dibutuhkan untuk eksekusi proyek.

Grace menjelaskan bahwa selain berupa kesempatan bagi generasi muda dari berbagai negara dan latar belakang studi untuk belajar bagaimana melakukan pelayanan masyarakat, peserta juga akan diajarkan bagaimana merumuskan dan melakukan social-entrepreneurship, serta pertukaran pengetahuan akan budaya baru.

Setelah mendapatkan berbagai pembekalan, peserta akan terjun langsung ke lapangan terbagi kepada delapan grup dengan tema penyelesaian permasalahan berbeda. Kedelapan tema tersebut dia  renovasi perpustakaan, renovasi computer (IT), renovasi toilet, manajemen limbah padat di halaman belakang sekolah, manajemen limbah padat dan pelatihan pemasaran digital untuk usaha kecil, pemanfaatan bunga Roselle, dan pemetaan air Bersih dan toilet sehat.

Di lapangan, peserta diharapkan dapat mengidentifikasi permasalahan, merumuskan solusi yang paling tepat, dan mempresentasikan rencana penyelesaian masalah mereka. Apabila telah disetujui dengan dosen pembimbing, maka program yang mereka ajukan akan diwujudkan bersama-sama.

Melalui laman resmi CED 2019, menurut Dekan Fakultas Bisnis UKWMS, Dr Lodovicus Lasdi MM Ak CA CPAI, melalui pengabdian masyarakat secara langsung, barulah para generasi muda dapat belajar dengan optimal dimana hal ini akan terus diingatnya sebagai pengalaman berharga dalam hidupnya. “Seperti kata pepatah, ‘I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand.’ yang artinya ‘Aku dengar dan aku lupa. Aku lihat dan aku mengingat. Aku lakukan dan aku mengerti,” ucapnya. (mia/owi)

Pembukaan Community Engagement for Development (CED) 2019 secara resmi oleh ketiga rektor di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Berita Terkait