ITS News

Selasa, 16 April 2024
13 Maret 2019, 09:03

Perjuangan Merintis Anargya, Tim Mobil Formula Listrik ITS

Oleh : itsdik | | Source : http://www.its.ac.id/

Prototipe Mobil Formula Bertenaga Listrik karya Anargya ITS

Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali melahirkan anak emas baru di bidang otomotif. Kali ini, melalui kreativitas dan kegigihan dua puluh enam mahasiswa ITS yang berbakat lahirlah sebuah tim mobil listrik yang bernama Anargya. Sebagai tim yang masih seumur jagung, Tim Anargya ITS telah melalui berbagai macam perjuangan agar mampu mencetak prestasi.

Dibentuk sejak September 2018, Anargya ITS memang difokuskan untuk membuat dan mengembangangkan mobil listrik di  dunia balap. Tim yang menjadi bagian dari Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif (PUI-SKO) ITS ini mengusung sebuah mobil balap formula yang bertenaga listrik.

Meski masih dalam proses produksi, namun dalam waktu dekat ini, mobilnya akan siap untuk dikemudikan oleh seorang pengendara. Namun, kelak mobil karya Anargya ITS ini digadang akan dilengkapi fitur self-driving (autonomous), yakni sebuah sistem di mana mobil dapat merasakan lingkungan disekitarnya dan mampu bergerak sendiri dengan sedikit bantuan manusia, bahkan tanpa bantuan sedikitpun.

General Manager (GM) Anargya ITS, Naufal Nabil Pramono atau yang akrab disapa Mono mengungkapkan, ide penggagasan tim ini bermula ketika ia sedang mengambil program singkat di Beijing Institute of Technology (BIT), Tiongkok. Setelah melakukan riset dan berkonsultasi dengan dosen, lanjutnya, mobil listrik yang ia bayangkan mempunyai prospek yang sangat baik. “Di Indonesia belum ada tim pembuat mobil seperti ini, apalagi ada perlombaannya yang sangat bergengsi,” ujar mahasiswa angkatan 2017 ini.

Melanjutkan cerita, mula-mula Mono menyampaikan gagasannya dihadapan Alief Wikarta ST MSc Eng PhD. Dosen Teknik Mesin tersebut kemudian meminta Mono untuk melanjutkan proyek lama yakni Carstenz dengan sebuah brand terbaru. “Tidak adanya regenerasi adalah penyebab utamanya,” ungkapnya.

Hingga tercetuslah nama Anargya yang dalam bahasa Sansekerta artinya tidak terbatas. Meskipun begitu, imbuh Mono, membuat mobil formula tanpa awak saat ini masih menjadi mimpi Anargya di masa depan. “Belum ada yang berani seperti ini lantaran rumit dan biaya pembuatannya juga sangat mahal, tapi kami yakin kelak pasti bisa,” sambung mahasiswa Teknik Mesin ini.

Mono bersama rekan-rekannya terus mencari bantuan mulai dari senior hingga mahasiswa departemen lain. Selepas itu, barulah Mono dan tim membentuk manajemen serta merancang visi misi tim yang bermarkas di Gedung Riset Mobil Listrik Nasional (Molina) ITS ini.

Untuk menghasilkan mobil formula bertenaga listrik, Anargya pun memproduksi komponennya sendiri. “Kami menghindari penggunaan komponen yang sudah jadi, motor, controller, dan lain-lain. Meskipun ada resiko gagal tapi akan kami coba terus,” ujar Mono dengan mantapnya. Dari Molina, Anargya mendapatkan banyak literatur dan jurnal-jurnal daring. “Jadi kami yang masih baru pun dapat belajar,” tambahnya.

Proses manufaktur komponen-komponen mobil formula bertenaga listrik karya Anargya ITS

Uluran Tangan untuk Anargya

Sebagai tim baru di ITS, Mono mengakui bahwa mereka kekurangan sumber daya manusia yang cukup banyak. “Ingin meminta bantuan senior juga sulit lantaran mereka sudah sibuk dengan urusannya masing-masing,” sambung mahasiswa asal Jakarta ini. Meskipun demikian, Anargya ITS tetap mendapatkan bimbingan dari Tim Molina lainnya yang sudah lebih dulu berdiri.

Kesulitan lain yang dihadapi ialah dalam mendapatkan sponsor. Mereka harus mengumpulkan dana yang tidak sedikit guna sukses berkompetisi di Student Formula Japan tahun ini. Sehingga tim Anargya ITS membuka tautan donasi melalui https://www.kitabisa.com/anargyaitsteam. Bagi pihak yang hendak menjadi sponsor pun juga berkesempatan membantu karya anak bangsa ini. Melalui link sko.its.ac.id/anargya/ calon sponsor akan diarahkan menuju proposal. (dik/owi)

Berita Terkait