ITS News

Rabu, 08 Mei 2024
28 Februari 2019, 00:02

Perkembangan Inovasi dan Teknologi Pada Sektor Maritim Indonesia

Oleh : itsmis | | Source : https://www.its.ac.id/

Ir Budiman Saleh MS PhD sedang memberikan pemaparan materi terkait inovasi dan teknologi di sektor maritim

Kampus ITS, ITS News – Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi yang besar pada sektor maritimnya. Namun, potensi tersebut masih kalah bila dibandingkan dengan negara – negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Peningkatan kemajuan serta pemerataan pembangunan pada sektor maritim adalah hal yang utama. Menyikapi hal tersebut, Institut Teknologi sepuluh Nopember (ITS) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) duduk bersama untuk membahas perihal inovasi dan teknologi dalam dunia maritim.

Pemaparan materi serta diskusi yang dilangsungkan di Gedung Research Center ITS, Sabtu (23/2) lalu ini menghadirkan beberapa panelis yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Di antaranya adalah Sekretaris Deputi Bidang Koordinator Infrastruktur, Ir Arif Rahman MT; Guru Besar Teknik Kelautan ITS, Prof Dr Mukhtasor; Direktur Utama PT PAL Indonesia, Ir Budiman Saleh MS PhD; Direktur Bisnis PT PLN Regional Jawa Bagian Timur, Bali, Nusa Tenggara, Ir Djoko R Abumanan MBA; dan Dr Wahyu W Pandoe yang berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Kegiatan ini sendiri merupakan salah satu sub bahasan yang diangkat dalam Seminar Nasional Kemaritiman. “Di sini kami fokus pada pembahasan inovasi dan teknologi yang terdapat pada sektor kemaritiman di Indonesia untuk mencari solusi dan rekomendasi yang tepat agar bisa diaplikasikan kedepannya,” tutur Nur Syahroni ST MT PhD, moderator yang memandu jalannya kegiatan.

Mengawali pemaparan materi, Ir Arif Rahman MT menyampaikan materi tentang laut dan infrastruktur transportasi kemaritiman. Dalam penjelasannya, potensi ekonomi maritim Indonesia adalah sebesar 1,33 triliun dolar per tahunnya. Hal itu juga didukung dengan posisi strategis Indonesia yang memungkinkan adanya perdagangan dunia sebesar 70 persen di kawasan Asia Pasifik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 45 persen jalur perdagangan melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). “Indonesia harus meningkatkan kualitas dan kinerja pelabuhan – pelabuhan untuk menunjang hal tersebut,” paparnya.

Prof Dr Mukhtasor memberikan pemaparan materi mengenari potensi energi laut

Sejauh ini, lanjutnya, kualitas Infrastruktur pelabuhan Indonesia masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara seperti Malaysia, Thailand, dan Tiongkok. Program unggulan yang digaungkan oleh pemerintah adalah Tol Laut. Program tersebut menjadi tulang punggung sistem logistik nasional yang terintegrasi dan berpengaruh besar dari barat hingga timur Indonesia. “Oleh karena itu, penting sekali adanya perbaikan pada infrastruktur laut dan pelabuhan,” tegasnya.

Selain itu, Prof Dr Mukhtasor juga memberikan pemaparannya lebih jauh mengenai potensi energi laut di Indonesia. Energi laut sendiri bisa bersumber dari banyak hal, seperti dari perbedaan suhu laut, perbedaan tingkat salinitas, ombak, dan pasang surut air laut. Pemanfaatan energi laut dapat menjadi alternatif untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025. “Sejauh ini, kami terus mengembangkan terkait pemanfaatan energi laut sebagai salah satu sumber energi terbarukan,” tutur anggota Dewan Energi Nasional ini.

Pada kesempatan yang sama, Ir Budiman Saleh MS PhD juga menekankan tentang pentingnya kerja sama antara institusi pendidikan, industri, pemerintah, dan juga pengguna dalam membangun inovasi. Selain itu, kesiapan teknologi yang digunakan juga bergantung pada pengembangan kualitas sumber daya manusia serta infrastruktur yang ada. “Sudah seharusnya kita berfokus pada investasi riset untuk mengembangkan produk baru,” tutur pria yang telah menyelesaikan studinya di Oregon State University, Amerika Serikat ini.

Ir Djoko R Abumanan MBA menjelaskan perkembangan energi baru terbarukan di Indonesia

Di akhir sesi penyampaian materi, Ir Djoko R Abumanan MBA banyak memaparkan kondisi terkini serta strategi yang tertera pada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2019 – 2028 terkait pengembangan sektor energi baru terbarukan. Begitu juga dengan produk riset serta aplikasi teknologi yang sudah dikembangkan oleh pihak BPPT sejauh ini.

Semua pemaparan materi dari para pembicara tersebut menjadi sebuah masukan dan rekomendasi yang nantinya akan menjadi bahan rujukan bagi beberapa kalangan terkait seperti pemerintah, praktisi, maupun akademisi. Beberapa rekomendasi yang masuk juga sudah dirangkum oleh moderator yang memandu jalannya kegiatan ini. “Ini merupakan langkah awal kita untuk melakukan perubahan yang lebih baik pada sektor kemaritiman di Indonesia,” pungkas moderator. (lut/owi)

Para pembicara duduk bersama membahas permasalahan teknologi di sektor maritim Indonesia

Berita Terkait