ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
28 Februari 2019, 00:02

Mahasiswa ITS Ciptakan Obat Kanker Payudara dari Bawang Merah

Oleh : itsmis | | Source : https://www.its.ac.id/

Sebelah Kiri, Iftyna Dewi Umaroh dan Sebelah Kanan, Ria Susanti

Kampus ITS, ITS News – Kanker payudara merupakan salah satu penyakit terganas di Indonesia. Sejumlah alternatif pengobatan pun telah banyak ditemukan, seperti kemoterapi, radioterapi, dan operasi, namun ketiganya dapat menimbulkan sejumlah efek samping. Untuk itu tiga mahasiswa Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan terobosan baru berupa obat kanker payudara yang terbuat dari bawang merah.

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Alvin Romadhoni Putra Hidayat, Ria Susanti, dan Iftyna Dewi Umaroh yang dalam penelitian ini berada di bawah bimbingan Ir Endang Purwanti Setyaningsih MT. Ria mengatakan, alasan penggunaan bawang merah dikarenakan di dalamnya terdapat senyawa kimia bernama kuersetin. Senyawa ini merupakan senyawa aktif yang memiliki kekuatan antioksidan yang tinggi dan dapat membunuh sel kanker. “Kami memilih bawang merah sebagai obat karena kandungan kuersetinnya sangat tinggi dibandingkan tanaman lain,” tuturnya.

Untuk memperoleh senyawa kuersetin dari bawang merah, mereka melakukan proses pemisahan ekstraksi sederhana di laboratorium. Mahasiswi asal jombang itu memaparkan secara sederhana mengenai proses ekstraksi, yaitu dengan merendam serbuk bawang merah ke dalam pelarut kimia selama beberapa hari. “Fungsi perendaman ini tak lain hanyalah sebagai proses pemisahan senyawa kuersetin dari bawang merah,” jelasnya.

Meskipun mampu mengobati sel kanker, ternyata kuersetin memiliki sifat kelarutan yang buruk dalam tubuh. Sehingga, mereka pun menambahkan Bovine Serum Albumin (BSA), yang merupakan protein sapi yang berguna untuk melarutkan senyawa kuersetin dalam tubuh. “Jadi, kalau langsung dikonsumsi oleh tubuh, senyawa kuersetin ini tidak bisa terlarut dalam darah dan akan menggumpal,” ujar Iftyna menambahkan.

Dalam prosesnya, BSA ini akan membawa kuersetin ke tubuh dalam bentuk nanoenkapsulasi. Nano sendiri berarti berukuran satu per satu miliar, sementara enkapsulasi berarti berbentuk kapsul. “Jadi, obatnya ini berukuran sangat kecil, tetapi berjumlah banyak dan dituang di kapsul secara umumnya, kemudian baru bisa dikonsumsi”, kata mahasiswa asal Blitar itu.

Menurut studi literatur yang dilakukan oleh mereka, bentuk sangat kecil itu mampu meningkatkan kinerja kuersetin sebagai senyawa antikanker yang tepat sasaran pada sel kankernya tanpa merusak sel lain di sekitarnya. Inovasi yang dikembangkan tim ini pun berhasil menyabet juara tiga pada Integrated Bioengineering Competition and Events (IBCE) Paper Competition di Institut Teknologi Bandung (ITB). (rio/mik)

Berita Terkait