Kampus ITS, Opini – Rokok sudah tak asing lagi di kehidupan kita. Hampir di setiap sudut kota bisa kita temukan orang-orang sedang menghirup lintingan tembakau tersebut. Baik di taman, tempat peribadatan, lingkungan pendidikan, tempat makan, hingga area wisata pun banyak berseliweran perokok. Mereka dengan bebasnya menghirup dan melepaskan asap rokok bahkan sambil menggendong anaknya sendiri.
Stigma yang ada di masyarakat mengatakan bahwa merokok dapat menghilangkan stres. Padahal, itu sama sekali tidak ada pengaruhnya. Alih-alih menghilangkan stres, merokok justru membunuh secara perlahan penggunanya dan asapnya dapat menyakiti orang-orang yang bahkan tidak merokok.
Perokok dibedakan menjadi dua yakni perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif ialah mereka yang mengkonsumsi rokok secara langsung. Sedangkan perokok pasif ialah mereka yang tidak mengkonsumsi rokok namun turut menghirup asap rokok dari perokok aktif.
Terlepas dari perbedaan antara perokok aktif dan pasif, ternyata dampak yang diperoleh keduanya hampir sama. Tentu ini sangat merugikan perokok pasif yang mana mereka sudah berusaha tidak merokok untuk menjaga kesehatannya namun terkena imbas karena keegoisan perokok aktif.
Asap rokok memiliki kandungan yang dapat menyebabkan kanker dan mengiritasi semua organ di dalam tubuh termasuk mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Asap rokok sendiri dibagi menjadi dua yaitu asap mainstream dan sidestream.
Asap mainstream adalah asap yang dihirup langsung melalui ujung mulut rokok oleh perokok. Sedangkan asap sidestream adalah asap yang berasal dari ujung rokok yang terbakar dan menyebar ke udara. Asap sidestream lebih berbahaya karena memiliki kandungan karbon monoksida dan amonia yang lebih banyak, dan asap inilah yang berpotensi dihirup perokok pasif.
Kebanyakan perokok aktif yang merokok di tempat umum berpikir bahwa asap rokok mereka akan menghilang di udara dengan cepat sehingga tidak menimbulkan masalah yang berarti. Namun pada kenyataannya, ketika asap dihembuskan oleh perokok, asap tersebut tidak akan hilang begitu saja. Asap rokok dapat bertahan di udara hingga 2,5 jam meski tidak terdeteksi oleh indera penciuman maupun penglihatan.
Asap-asap yang tak nampak oleh mata telanjang manusia dapat masuk ke dalam tubuh orang-orang di sekitar lingkungan tersebut. Inilah yang menyebabkan perokok pasif juga berpotensi terkena kanker dan penyakit jantung. Selain itu, bahaya perokok pasif juga sangat tinggi pada wanita hamil dan anak-anak.
Wanita hamil yang terlalu sering menghirup asap rokok dapat meningkatkan risiko bayi mengalami keguguran, kelahiran mati, munculnya berbagai komplikasi saat lahir, hingga kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah.
Pada anak-anak yang menjadi perokok pasif, mereka akan berpotensi mengalami gangguan kesehatan ringan sampai berat. Gangguan kesehatan ringan seperti flu, batuk, mengi, sesak napas, dan infeksi telinga tengah. Dan gangguan berat seperti bronkitis, bronkiolitis, pneumonia, asma, bahkan kanker dan penyakit jantung.
Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh rokok merupakan masalah yang terjadi secara global. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada lebih dari tujuh juta kematian terjadi akibat penyakit yang ditimbulkan oleh asap rokok setiap tahunnya.
Sekitar 890.000 kasus kematian tersebut terjadi pada perokok pasif. Data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyatakan bahwa terdapat lebih dari 40 juta balita Indonesia sudah menjadi perokok pasif.
Ini sungguh sangat disayangkan karena para balita yang tidak tahu apa-apa dan orang-orang yang sama sekali tidak menyentuh rokok harus terkena penyakit karena asap dari perokok aktif yang tak bertanggung jawab.
Jalan keluar yang disarankan oleh PERKI terkait isu ini adalah dengan menaikkan cukai rokok. Semakin tinggi harga rokok, tentu makin sedikit orang yang akan mengkonsumsinya. Namun pada kenyataannya, rokok menjadi salah satu penyumbangkan kas negara yang cukup besar.
Oleh karenanya, langkah yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan merokok tepat pada tempatnya bagi para perokok aktif. Hargai hak orang lain untuk hidup sehat dan manfaatkan ruang merokok yang telah disediakan. Ini semua karena asap dari rokokmu dapat membunuh orang di sekitarmu!
Gita Rama Mahardhika
Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota
Angkatan 2018
Reporter ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan kegiatan pelatihan penulisan buku sebagai upaya untuk terus
Kampus ITS, ITS News —Sebagai kampus dengan riset dan teknologi terdepan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendapat amanah dari
Kampus ITS, ITS News — Merayakan satu dekade perjalanan, Business Management Student Association Institut Teknologi Sepuluh Nopember (BMSA ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali pertahankan komitmennya dengan meraih kembali Indonesia’s SDGs Action Awards