ITS News

Kamis, 25 April 2024
05 Desember 2018, 17:12

Kolaborasi ITS dan Kemenhub, Upaya Tingkatkan Keselamatan Penerbangan

Oleh : itsmis | | Source : -

Kepala Balitbang Kemenhub Ir Sugihardjo menerima cinderamata dari Wakil Rektor II ITS Ir Heppy Kristijanto (kanan)

Kampus ITS, ITS News – Keselamatan transportasi udara menjadi isu yang menarik akhir-akhir ini. Untuk itu, sebagai upaya pencegahan kecelakaan dan meningkatkan keselamatan penerbangan, Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema Pengembangan Prototype Wind Shear Detector dan Standing Water Detector dalam Upaya Peningkatan Keselamatan Penerbangan di Gedung Rektorat ITS, Rabu (5/12).

FGD yang membahas tentang upaya pencegahan kecelakaan transportasi udara ini, diselenggarakan sebagai langkah lanjutan atas penelitian terhadap dua prototype (purwarupa). Yakni Wind Shear Detector dan Standing Water Detector, yang merupakan prototype hasil inovasi tim peneliti ITS. Kedua prototype ini diyakini mampu menjadi solusi atas terjadinya kecelakaan pesawat udara, khususnya saat mendarat (landing) dan lepas landas (take off).

Dr Dra Melania Suweni Muntini MT, Kepala Peneliti Bidang Instrumentasi ITS yang mengkoordinasi kedua penelitian tersebut mengungkapkan bahwa kedua alat ini sangat penting adanya. “Dengan kedua alat ini, potensi kecelakaan dengan penyebab wind shear (angin samping, red) dan standing water (genangan air, red) di landasan pacu dapat dicegah semaksimal mungkin,” ungkap dosen yang juga Kepala Unit Protokoler, Promosi, dan Humas ITS ini.

Mendukung hal tersebut, Kepala Badan Litbang Kemenhub, Ir Sugihardjo MSi mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), salah satu dari tiga penyebab utama terjadinya accident (kecelakaan) maupun incident (kejadian) penerbangan di antaranya melibatkan faktor angin dan hujan.

Dr Melania S Muntini (pegang mic) memandu FGD tentang Standing Water Detector

Faktor angin salah satunya berupa wind shear. Sedangkan faktor hujan dapat menimbulkan genangan air di landasan pacu. “Ada ketentuan bahwa tinggi genangan di landasan pacu bandara tidak boleh lebih dari 3 milimeter karena bisa menyebabkan pesawat tergelincir saat mendarat (landing),” papar mantan Ketua Sekolah Tinggi Transportasi Darat ini.

Karenanya, lanjut Sugihardjo, dengan kedua alat prototype ini, ketika terjadi wind shear dan ada genangan air, bagian Air Traffic Controller (ATC) bandara dapat menginformasikan kepada pilot tentang kondisi di landasan pacu. “Sehingga nantinya, pilot dapat memutuskan lebih dini, apakah akan terus atau menghindar (dari landasan pacu),” jelas pria yang juga pernah menjabat Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat ini.

Untuk itu, Sugihardjo meyakini kedua alat yang sedang diteliti tersebut sangat diperlukan karena hal ini mengacu pada keselamatan penerbangan. “Jika kita sudah mengembangkan alat ini, kita juga sudah mendorong produksi dalam negeri, sehingga kita tidak (lagi) bergantung pada produk luar,” tambah mantan Staf Ahli Menhub bidang Logistik dan Multimoda ini. Ia juga meyakini, jika hal ini berhasil dikembangkan, maka akan menjadi prestasi tersendiri karena berhasil menghemat devisa negara.

Dr Melania S Muntini menjelaskan tentang prototype Standing Water Detector yang diteliti bersama timnya

Penelitian yang telah diujicobakan di Bandara Trunojoyo, Sumenep, Madura ini ditargetkan tahun depan sudah bisa dikembangkan lebih lanjut hingga ada sertifikasi dan produksi agar bisa diterapkan penggunaannya di bandara-bandara se-Indonesia. “Saat ini masih belum ada satu pun bandara di Indonesia yang menggunakan alat seperti ini,” akunya.

Pada FGD ini, terlibat juga beberapa stakeholder dari kalangan regulator, operator, dan asosiasi perdagangan serta akademisi agar memberikan masukan untuk penyempurnaan penelitian kedua prototype tersebut. Antara lain dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), KNKT, serta beberapa tenaga pendidik dari beragam departemen dan laboratorium di ITS. (dik/HUMAS ITS)

Kepala Balitbang Kemenhub Ir Sugihardjo (tengah) meninjau prototype Wind Shear Detector dan Standing Water Detector sebelum memulai FGD

Berita Terkait