Opini, ITS News – 12 Rabi’ul Awal adalah representasi sebuah kelahiran dari sosok pembawa perubahan yang sangat besar. Dengan meyakinkan berjuta-juta orang menyoal kehidupan dan kepercayaan, beliau berhasil memperkenalkan agamanya untuk membawa berjuta kebaikan. Keberhasilannya ini tercatat di buku “The 100” karya astrofisikawan Michael H. Hart sebagai orang nomor satu yang paling berpengaruh dalam sejarah. Iya, beliaulah Muhammad. Seorang utusan tuhan yang terlahir dalam keadaan yatim dan bertumbuh kembang dalam keadaan yatim piatu.
Sikap dan perilakunya yang luhur dalam berdagang di usia 12 tahun, Muhammad remaja sudah mendapatkan sebutan Al-Amien (yang dapat dipercaya) dari orang-orang mekkah. Ia juga disebut-sebut terhindar dari berbagai bentuk kemaksiatan yang acap timbul dari orang mekkah terdahulu. Layaknya seperti selembar daun hijau yang masih tumbuh diantara daun-daun yang menguning. Daun itu tetap tumbuh, meski dalam kondisi apapun dan lingkungan seperti apapun.
Bagaimana dengan kita yang berusia ke-12 tahun yang lalu? Banyak media berita melaporkan bahwa angka kekerasan seksual yang terjadi pada anak dibawah umur terus menigkat tiap tahunnya. Tak hanya menyoal seksualitas, juga bentuk pencurian, penganiayaan, dan narkoba pernah menjadi kasus oleh anak dibawah umur. Tak elok, jika sel penjara di tahun yang akan datang dipenuhi oleh mereka. Tak banyak harapan dari saya sendiri, hanya ingin meluruskan kembali bahwa peran orang tua dalam hal mendidik menjadi faktor yang paling utama dalam penentu sikap dan perilaku mereka kedepannya.
Lagi, bukan soal menyoal Muhammad itu seorang nabi sehingga di umur 12 beliau dijuluki Al-Amien, tetapi pamannya yang menjadi pangkuan Muhammad turut serta dalam mendidik, memelihara, dan mencintai Muhammad layaknya anak sendiri dengan sebaik-baiknya. Kalau dipertanyakan soal ekonomi, paman Muhammad juga tergolong orang yang berokonomi rendah. Jadi, tak ada alasan bagi tiap orang tua dalam hal mendidik anak sebaik-baiknya, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang isinya pemuda-pemuda yang bersikap dan beperilaku baik serta visioner.
Berlanjut di usianya yang ke-25 tahun. Sosok Muhammad ini jatuh cinta dan menikah dengan Khadijah. Saat itu Khadijah berstatus janda dan umurnya sekitar 40 tahun, banyak orang yang ingin menikahinya tetapi ditolak. Muhammad terkenal sebagai seorang saudagar dengan keuntungan yang cukup banyak. Ilmu manajemen perdagangannya yang sangat bagus terdengar dimana-mana sehingga hati Khadijah tertarik. Kemudian, Muhammad menikah dengan Khadijah dan beliau tidak menikahi wanita lain sampai wafatnya Khadijah. Kesetiaan dan kehormatannya kepada seorang perempuan patut dibanggakan.
Bagaimana dengan kita yang berusia ke-25 tahun yang lalu? Dilansir dari data Catatan Tahunan (CaTahu) Komnas Perempuan Tahun 2018 mengatakan bahwa angka kekerasan terhadap istri dalam Rumah Tangga yakni 5.167 kasus. Semakin heran saya dengan seorang suami yang menjadi pelaku KDRT, apakah hanya dirasa memiliki fisik yang kuat dibanding seorang perempuan sampai rela melakukan tindakan kekerasan? Bukankah, saat seorang pria dan wanita menikah dilandasi dengan rasa cinta?
Menurut saya, bentuk cinta yang menjadi awal permulaan bukanlah sebuah bentuk cinta sejati, tetapi cinta nafsu. Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cinta berarti suka sekali atau sayang benar, bukan suka pertama kali, terus hilang. Perlu diperhatikan lagi, rasa suka sekali hanya diperbolehkan dan ditujukan secara mutlak kepada tuhan yang maha esa, hanya saja mencintai seorang istri merupakan salah satu perantara mencintai kenikmatan yang diberikan tuhannya, dan perantara itu merupakan penyambung diri kepada illahi.
Menjelang usia kenabiannya, yakni ke-40 tahun. Muhammad menyendiri ke gua dan memikirkan keadaan kaumnya yang diliputi kerusakan. Beliau mendapat sebuah wahyu untuk berdakwah dan memberikankan petunjuk kepada orang-orang yang berbuat kerusakan. Berpuluh-puluh penolakan yang kejam dan bengis telah dilakukan kaumnya kepada Muhammad, karena ajaran tidak sesuai dengan kebiasaan. Namun, sifat kegigihan dan keikhlasannya dalam berdakwah, membuat satu persatu kaumnya luluh dan mau masuk ke agama ajarannya. Ditambah sikap dan perilakunya yang sangat luhur, menjadikan kaumnya semkain yakin bahwa ajaran yang dibawa olehnya itu ajaran yang benar.
Pernah suatu ketika Muhammad berdakwah di suatu kota, beliau mendapatkan banyak hinaan dan lemparan batu yang demikian menyakitkan hingga berdarah, kemudian mendapat tawaran luar biasa dari malaikat Jibril untuk membinasakan para pelaku dengan himpitan gunung. Akan tetapi, Muhammad menolak tawaran malaikat dan tidak mau membalas keburukan yang ditimpakan kepadanya. Alih-alih balas dendam, beliau malah mendoakan dan berharap agar anak keturunan dari penduduk kota tersebut kelak menyembah Tuhannya dan tidak menyekutukan-Nya.
Sudahkan dari kita semua mampu meneladani sikap dan perilaku Muhammad? Setiap tahun, kalender hijriyah selalu mengingatkan kita akan kelahiran sosok pembawa sejuta kebaikan ini agar dari kita mampu mengingat jasa-jasa Muhammad yang luar biasa dalam prosesnya mengubah masyarakat yang merusak menjadi masyarakat yang bermanfaat dan bermartabat.
Rio Pridatama
Mahasiswa Departemen Kimia ITS
Reporter ITS Online
Angkatan 2016
Kampus ITS, ITS News — Kekeringan yang berkepanjangan berdampak pada kehidupan masyarakat. Menanggapi kondisi tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Material dan Metalurgi (DTMM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar acara IGNITE
Kampus ITS, ITS News – Menerapkan penggunaan teknologi tepat guna, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus menunjukkan kontribusinya yang besar terhadap kemajuan dunia maritim di