ITS News

Rabu, 16 Oktober 2024
19 November 2018, 11:11

Buku Indie, Solusi Sulitnya Mendapatkan Penerbit

Oleh : itsmis | | Source : -

Dhahana saat memberi penjelasan terkait buku indie

Kampus ITS, ITS News – Ternyata untuk menjadi seorang penulis hebat dengan buku yang laris tidak melulu harus melalui jasa penerbit terkenal. Seorang penulis juga bisa sukses dengan menerbitkan buku secara mandiri atau yang biasa dikenal dengan istilah buku indie. Hal ini sesuai yang disampaikan Dhahana Adi Pungkas dalam kuliah tamu di Gedung Robotika, Sabtu (17/11).

Dalam kuliah tamu bertema Menulis Kreatif itu, Dhahana memberikan solusi cara membuat buku dengan melakukan penerbitan mandiri. Selain bisa membukukan tulisan sesuai selera pribadi, keuntungan finansial yang diterima penulis buku indie bisa lebih besar. “Saya memilih menjadi penulis indie, kreatifitas tidak terpasung dan kita bisa belajar menjadi pengusaha,” tutur penulis Surabaya Punya Cerita tersebut.

Hal itu ia utarakan usai merasa kesulitan untuk membuat buku melalui seorang penerbit. Terlebih banyak penerbit yang memiliki standar sendiri dalam menentukan jenis buku yang akan mereka cetak. “Karena standarnya berbeda saya sudah ditolak oleh tiga penerbit, katanya siapa yang akan membaca buku sejarah karya saya,” ujar pria berusia 34 tahun itu.

Penerima penghargaan The Indonesian Heroes ini menambahkan, tidak perlu takut bila karya tidak terjual. Baginya, kreatifitas dan kebebasan berekspresi itu lebih penting. Terlebih, dengan menulis buku indie orang bisa menyampaikan sesuatu dengan gayanya sendiri. “Banyak penulis indie yang karyanya digilai, seperti Dewi Lestari,” tegasnya.

Pria kelahiran Surabaya itu pun membagikan tips dalam membuat buku indie. Pertama, seorang penulis harus punya niat yang kuat. Selain itu, mental yang dimiliki harus berlapis baja dan kemampuan menulis juga perlu terus diasah. Terakhir, penulis harus memberikan yang terbaik dan berani berkorban untuk sesuatu yang lebih baik. “Hargai setiap proses yang kalian lakukan, saya percaya apa yang ada saat ini adalah imbas dari hal posistif yang saya lakukan,” terangnya.

Dhahana melanjutkan, untuk membuat buku indie, penulis harus mencari editor dan layouter sendiri. Jika naskah sudah siap, mereka bisa menuju percetakan biasa untuk mencetak buku. “Kalau menjualnya bisa melalui media sosial, bisa juga kalau diundang ke suatu acara kita promosi di sana, yang penting rai gedek (jangan malu, red),” ujarnya sambil tertawa.

Pria yang juga dikenal dengan nama Ipung ini mengatakan bahwa menulis merupakan salah satu proses untuk membangun citra diri. Dengan menulis, seseorang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi untuk menyampaikan sesuatu dengan cara berbeda dari orang lain. Selain itu, seorang penulis bisa dikenang melalui tulisan yang mereka buat. “Sederhananya, jika saya menulis maka saya ada,” pungkasnya. (hen/mik)

Berita Terkait