ITS News

Jumat, 19 April 2024
12 Oktober 2018, 02:10

Ciptakan Teknologi Pengering Ikan, Mahasiswa ITS Sabet Juara

Oleh : itsmis | | Source : -

Dari kiri, Viko Dian Nano, Ikma Lailatul, Akhmad Ibnu Hija setelah memenangkan Lomba PSP Scipertion 2018

Kampus ITS, ITS News – Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi di kancah nasional. Melalui karyanya yang membantu pengusaha ikan kering, Akhmad Ibnu Hija, Viko Dian Nano, dan Ikmal Lailatul berhasil meraih juara satu pada ajang Lomba Scientific Paper Competition (PSP Scipertion) di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Badan Pusat Statistika (BPS) mengatakan, ikan hasil tangkap laut pada tahun 2015 mencapai angka enam juta ton dari seluruh perairan di Indonesia. Hal ini menunjukkan potensi ikan laut di Indonesia sangatlah besar. Namun, sebagian melayan tidak menjual ikan-ikan tersebut dalam keadaan segar, melainkan diolah terlebih dahulu menjadi keringan ikan asin dan semacamnya.

Demi meningkatkan produktivitas pelaku usaha ikan kering, Hija bersama tim merancang sebuah alat pengering ikan otomatis bernama Double Smart Fish Dryer (Domisher ). “Biasanya yang butuh waktu lama itu ketika penjemuran, belum lagi jika cuaca sedang tidak bersahabat. Maka kami ciptakan solusi Domisher ini untuk memudahkan para nelayan kita.” tuturnya.

Domisher merupakan sebuah alat pengering ikan yang cepat dan sistematis. Domisher mampu mengatur suhu ruang pengering yang menjadi faktor penentu kualitas pengeringan ikan secara otomatis. Alat ini memiliki dua sumber panas, yaitu secara primer dan sekunder. Sumber panas primernya menggunakan alat serupa kompor sehingga proses pengeringan tidak bergantung pada cuaca.

Proses primer ini, lanjutnya, dilakukan dengan memanfaatkan plat logam yang dipanaskan terlebih dahulu. Kemudian plat tersebut ditubruk dengan blower sehingga menghasilkan udara panas yang dibawa angin memasuki ruang pengeringan. Udara panas itulah yang menghasilkan konveksi paksa didalamnya sehingga mampu mempercepat proses pengeringan. “Sementara itu, energi panas sekunder alat ini memanfaatkan matahari sebagai sumbernya, keduanya bekerja bersamaan sehingga suhu yang diinginkan untuk proses ini lebih maksimal.” jelas Hija.

Alat ini sendiri telah diuj coba di Gresik. Tiga mahasiswa Teknik Fisika tersebut menggunakan ikan-ikan milik pengusaha setempat sebagai sampel percobaan dan hasil yang didapat sangat memuaskan. “Saat presentasi, kami menunjukkan proses perancangan alatnya dari awal sampai akhir. Kami juga menjabarkan segala perhitungan-perhitungan dalam proses pembuatannya,” pungkasnya. (ion22/mik)

Berita Terkait