ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
05 Oktober 2018, 19:10

Ini Strategi Dulang Pendanaan Internasional untuk Riset

Oleh : itsmis | | Source : -

Pemaparan oleh Assoc Prof Dr Mohd Mustafa Al Bakri Abdullah dari Universiti Malaysia Perlis tentang International Funding

Teknik Sipil, ITS News – Dalam menerbitkan publikasi internasional ada banyak hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah menyoal pendanaan. Assoc Prof Dr Mohd Mustafa Al Bakri Abdullah khusus diundang guna menjawab masalah pendanaan yang dibutuhkan dalam riset pada workshop Writing International Research Grant Proposals and Scientific Publication oleh Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian (FTSLK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Senin(1/10).

Dikatakan Mustofa, pendanaan sendiri merupakan permasalahan yang kerap menghambat peneliti dalam risetnya. Banyak lembaga pendanaan riset baik skala nasional maupun internasional yang dapat jadikan sebagai tujuan untuk mendapatkan pendanaan. “Hanya saja keterbatasan regional juga menjadi penyebab sulitnya peneliti mendapatkan dana. Oleh karena itu, dibutuhkan internasionalisasi riset terutama dalam bidang pendanaan,” ujarnya.

Mustofa menuturkan, ada berbagai jenis instansi internasional yang bersedia memberikan pendanaan bagi para ilmuwan. Ada yang berada di bawah lembaga riset independen, ada pula yang dinaungi oleh negara tertentu, contohnya European Council (EC) yang membawahi negara-negara di Benua Eropa. “Sayangnya, peluang negara-negara di Asia Tenggara khususnya Indonesia untuk mendapatkan international funding cukup kecil,” ucap dosen Universiti Malaysia Perlis ini.

Sehingga, menurutnya, dalam mempublikasikan jurnal ilmiah, peneliti, dosen, maupun mahasiswa harus bergerak cepat dan memperhatikan keterlihatan publikasi tersebut di mata dunia. Sebab para penyedia dana hanya mau bertaruh pada orang-orang terbaik. “Kitavharus menunjukan sikap sebagai good scientist (peneliti yang baik, red),” imbaunya kepada sivitas akademika ITS Surabaya.

Salah satu cara agar publikasi yang dibuat mendapatkan rekognisi internasional adalah dengan terus mempublikasikan jurnal ilmiah secara internasional serta mencantumkan kata kunci yang umum digunakan dalam lingkup internasional, bukan hanya nasional. Kata kunci ini akan memudahkan peneliti lain untuk melihat siapa saja orang yang terlibat dalam penelitian tersebut. Hal ini juga akan memudahkan terjalinnya kolaborasi antar peneliti dari berbagai negara.

Tak hanya itu, alumnus Teknik Sipil Universiti Sains Malaysia ini juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendapatkan pendanaan internasional. “Peneliti harus melebarkan sayap koneksi risetnya. Selain dapat meningkatkan rekognisi internasional terhadap publikasi yang diterbitkan, kolaborasi juga memudahkan peneliti dalam menghadapi keterbatasan alat serta pengetahuan penunjang penelitian,” jelasnya.

Dalam hal ini, sambung Mustofa, peneliti harus mampu membangun kepercayaan dengan rekan peneliti yang akan berkolaborasi dengannya. Bertemu langsung dapat menjadi salah satu cara membangun kepercayaan tersebut. Peneliti dapat menceritakan kekuatan dari riset yang dibangunnya secara langsung. Kendala biaya untuk bertatap muka dapat disiasati dengan mengikuti konferensi internasional dan mendapatkan travel grant (biaya perjalanan, red) dari penyedia beasiswa.

Misalnya saja European Commision yang memberikan kesempatan dua tahun sekali bagi peneliti untuk mengajukan travel grant di negara-negara eropa. Tidak lupa, media sosial juga harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kolaborasi, misalnya dengan Google Scholar untuk mengetahui peneliti yang memiliki subjek penelitian yang sama denganpenulis.

Terakhir, perguruan tinggi juga perlu melakukan promosi pada bidang yang dikuasai. Kalau misalnya ITS menonjol dalam bidang robotika, maka promosi internasional terhadap bidang tersebut harus difokuskan.“Karena dengan menonjolnya salah satu bidang, maka kepercayaan internasional akan bidang lain juga akan mengikuti. Kita juga harus mencari negara dengan ketertarikan pengembangan ilmu yang sama dengan kita untuk berkolaborasi,” pungkasnya.(ion12/owi)

Berita Terkait