ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
13 Agustus 2018, 04:08

Apostrophe Stories Dorong Industri Film Indie Indonesia

Oleh : itsmis | | Source : -

Tim Apostrophe Stories bersama model dalam film yang digarapnya

Kampus ITS, ITS News – Berkembangnya industri kreatif di Indonesia, khususnya industri perfilman, menginspirasi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk menciptakan sebuah rumah produksi. Rumah produksi atau Production House (PH) yang diberi nama Apostrophe Stories ini membuka jasa pembuatan film, video, animasi dan foto.

Apostrophe Stories merupakan karya lima mahasiswa ITS yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K). Kelima mahasiswa tersebut adalah Muhammad Rofiqi, Ade Nobi Miranto, Angeline Claudia, Lukas Bagas Mukti Wibowo, serta Faishol Izzudin.

Muhammad Rofiqi selaku ketua tim menuturkan, tingkat konsumsi video dan film yang tinggi di era sekarang ini mendorong semakin terbukanya peluang bisnis di bidang industri kreatif. Di samping itu, kini video, film dan animasi telah menjadi salah satu sektor unggulan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Menjamurnya creativepreneur dan sociopreneur juga turut meningkatkan permintaan pasar akan adanya media untuk tujuan promosi.

Proses pembuatan film oleh tim Apostrophe Stories.

“Video, film atau animasi bisa membantu promosi suatu produk sekaligus meningkatkan awareness konsumen,” ungkap mahasiswa yang biasa disapa Rofiqi ini.

Dengan memanfaatkan sosial media, lanjut Rofiqi, Apostrophe Stories juga merupakan kreator konten film yang menyediakan tutorial pembuatan film bagi masyarakat umum. Hal ini bertujuan untuk turut mendorong perkembangan industri film indie di Indonesia. “Dengan adanya tutorial yang kami buat, diharapkan masyarakat akan semakin mudah membuat karya-karya film atau video,” tutur mahasiswa semester akhir ini.

Apostrophe Stories memiliki mimpi jangka panjang agar geliat film indie terus berkembang di Indonesia.

Dalam proses produksinya, menurut mahasiswa berkacamata ini, Apostrophe Stories mengedepankan penyampaian pesan yang baik kepada audiens. Penyampaian pesan tersebut disampaikan melalui tiga elemen utama, yaitu konsep atau makna cerita, pengolahan visual, serta tata kelola audio. “Ketiga hal itu diharapkan bisa menyentuh emosi audiens saat menonton video,” ujarnya.

Tahapan produksi yang cukup rumit mulai dari brainstorming, syuting, hingga editing tidak menyurutkan semangat tim Apostrophe Stories untuk terus mengembangkan bisnis mereka. Walaupun tergolong usaha baru dan masih kecil, beberapa proyek telah sukses diselesaikan oleh tim yang beranggotakan mahasiswa Departemen Desain Produk Industri (Despro) dan Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS ini. Salah satunya adalah video clip lagu “Mu” dari musisi Erwin Prasetya, eks personel Dewa 19.

Meskipun lintas departemen, tim Apostrophe Stories tetap menjaga kekompakan mereka.

Meskipun baru dibentuk tahun ini, Rofiqi mengaku sudah cukup banyak pihak yang tertarik untuk bekerja sama dengan Apostrophe Stories. Ke depannya, Apostrophe Stories berencana menambah sumber daya manusia (SDM) guna membantu produksi konten yang lebih berkualitas serta memenuhi deadline proyek. “Semoga film dan konten kita nantinya bisa masuk ajang nasional maupun internasional,” pungkas Rofiqi penuh harap. (wim/Humas ITS)

Tim Apostrophe Stories berharap film produksinya mampu bersaing di kancah nasional dan internasional.

Berita Terkait