ITS News

Kamis, 25 April 2024
10 Juni 2018, 16:06

Mahasiswa ITS Berhasil Raih Penghargaan pada Student Design Competition di Amerika

Oleh : itsmis | | Source : -

Tim Prasojo yang terdiri dari (dari kiri ke kanan) Deny, Nafiah, dan Hasan.

Kampus ITS, ITS News – Berjuang dalam kompetisi internasional, tim asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menunjukkan taringnya. Digawangi oleh tiga orang mahasiwa, tim yang diberi nama Prasojo berhasil memperoleh commendation award dalam gelaran Acoustical Society of America Student Design Competition (SDC) 2018 di Minneapolis, Minnesota, US.

Mereka ialah Hasan Busri, Nafiah Salsabila, dan Deny Nur Fauzan yang mampu menjawab tantangan dari SDC tersebut. Berawal dari adanya keinginan kuat untuk menjajal kompetisi bertaraf internasional, ternyata mampu mendorong tim Prasojo untuk menghasilkan karya yang membanggakan.

Pada kompetisi kali ini setiap tim ditantang untuk mendesain bangunan pemerintahan di Amerika yang berupa pengadilan dan community hall. Hasan Busri selaku ketua tim, mengakui bahwa tantangan dalam mendesain yaitu ketika harus menyatukan dua jenis fungsi tersebut ke dalam satu bangunan. “Ada tantangan akustik jika disatukan dalam satu gedung.Ditambah lagi kondisi sekitar gedung yang bising karena dikelilingi oleh rel kereta, kantor pemadam kebakaran, kantor polisi dan jalan raya,” kata mahasiswa jurusan arsitektur tersebut.

Namun, Hasan CS berhasil memukau juri dengan konsep The Shells Biomorphic Architecture. Konsep ini memiliki keunggulan yaitu berupa konsep arsitektur alam dengan bentuk seperti cangkang kerang. Bangunan ini rencananya akan dibangun di tengah – tengah kolam. “Keunikannya yaitu terletak pada bentuknya yang seperti cangkang mampu menahan kebisingan dari luar. Sementara kolam disekitar gedung berfungsi sebagai peredam getaran kendaraan di sekitar,” jelas mahasiswa tingkat akhir tersebut.

Pengadilan dan community hall tetap berada dalam satu gedung, dengan celah udara sebagai pemisah. Penyisipan ruang antar dinding ini berguna untuk menghambat kebisingan yang bersumber dari satu ruangan ke ruangan lain. “Ini dibuktikan dengan suimulasi Soudn flow,” terangnya.

Sementara itu, dibagian luar gedung dilengkapi dengan mechanical and electrical (ME) yang berfungsi sebagai peredam kebisingan dan panas yang dihasilkan.

Untuk ruang Community Hall Acoustic Control tidak hanya digunakan sebagai ruang pidato, namun juga untuk pertunjukkan musik. Sehingga membutuhkan spesifikasi akustik yg berbeda. “Cara mengontrolnya dengan mengendalikan perubahan volume ruangan dan daya serap material ruangan,” ujar alumni Sampoena Academy ini.

Disamping itu ventilasi , kebisingan dan pengatur pencahayaan dilengkapi dengan photodiodida sensor untuk mengatur besar bukaan. Hal ini untuk menyesuaikan pencahayaan dan udara yang masuk ke ruangan.”Kami juga menambahkan material abfusor yang permukaannya bisa menyesuaikan bising yg berasal dari luar gedung, sehingga bising tidak merambat ke dalam gedung dan mengganggu aktivitas di dalam,” terang Hasan.

Terakhir, Hasan berpesan bahwa bersaing di kancah Internasional memang tidaklah mudah. Walaupun ini yang pertama kali bagi dirinya dan tim, namun adanya kemauan yang kuat mampu mengantarkan mereka meraih juara. “Kita tidak pernah tau kemampuan kita sebelum kita menyelesaikannya, jadi mulai aja dulu. If there is a will, there is a way,” tandasnya. (bel/Humas ITS)

Konsep The Shells Biomorphic Architecture.

Berita Terkait