ITS News

Jumat, 19 April 2024
04 Februari 2018, 12:02

ITS Borong Tiga Penghargaan dalam Green Wave Contest

Oleh : gol | | Source : -

Prof Ir Joni Hermana berfoto bersama Tim ITS di acara Penghargaan Green Wave Contest

 

Kampus ITS, ITS News- Kembali ITS menunjukkan taringnya dikancah Internasional. Kabar baik  kali ini datang dari Departemen Teknik Transportasi Laut dan Departemen Teknik Perkapalan yang berhasil  membawa timnya memboyong tiga awards sekaligus dalam ajang Green Wave Environmental Care Competition di Singapura pada november tahun lalu. Ajang ini merupakan kompetisi tingkat internasional yang diadakan oleh Sembcorp Marine, perusahaan yang ada di Singapura.

ITS berhasil meraih posisi terbaik untuk ketiga kalinya dalam tiga tahun berturut –turut. Penghargaan pemenang Green Wave Competition ini diberikan pada Jumat (2/2) oleh Minister for The Environment and Water Resources, Mr Masagos Zulkifli Bin Masagos Mohamad di Maria Mandarin, Singapura. Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScEs PhD pun turut menyaksikan penganugerahan tersebut.

Adapun tiga awards yang diborong ITS antara lain Best Champion oleh Tim ke-1 ITS dengan judul Coco Fibers Converter (COFITER): Integrated Machine to Convert Coco Fibers into Green Concrete Rooftop , Merit Award yang diraih oleh Tim ke-2 ITS dengan judul proyek Bio-Fouling for Artificial Coral Reef (Bio Re): Device for Processing Biofouling Wastage and Making Artificial Coral Reef, dan Commendation Award diraih oleh Tim ke-3 dengan judul proyek Cattle Dung on Livestock Carrier Utilization.

Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura memberikan penghargaan juara pertama pada perwakilan TIM COFITER, Shinta Johar Alif dan Dwiki Febrianto (kanan)

Tim ITS yang merebut juara pertama adalah COFITER, yang terdiri dari Zefri Irawan, Shinta Johar Alif Rahadi, Rachmad Ananto Wicaksono, dan Dwiki Febrianto Mahasiswa Transportasi Laut yang berhasil menggagas mesin untuk mengatasi masalah limbah/sampah serat kelapa.

Ide ini berasal dari kondisi eksisting terkait pengetahuan masyarakat pesisir yang belum mengerti cara mengelola limbah serat kelapa dengan benar. Alhasil membakar dan meimbulkan polusi menjadi satu-satunya cara yang dipahami oleh masyarakat. Coco Fibers Converter (COFITER) : Integrated Machine to Convert Coco Fibers into Green Concrete Rooftop gagasan tim ITS ini berhasil menjawab tantangan yang diberikan untuk menciptakan alat yang ramah lingkungan.

COFITER dapat mengkonversi limbah serat kelapa menjadi genteng yang kuat, murah, cepat dan eco-friendly. Hal yang membuat mesin ini unggul daripada yang lain yaitu karena mampu menangani tiga masalah sekaligus , masalah ekonomi, lingkungan dan sosial. Selain itu mesin ini juga dapat meredam polusi seminimal mungkin dan tentunya akan dibandrol dengan biaya yang murah, sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah.

Dengan meningkatnya permintaan perumahan berjalan beriringan dengan meningkatnya permintaan genteng rumah. “Diharapkan mesin ini dapat membantu dalam hal pemberdayaan masyarakat, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat,” ungkap Ir Tri Achmadi PhD, Kepala Departemen Transportasi Laut. Ia juga menambahkan kalau nantinya mesin ini juga bisa membantu pemerintah Indonesia dalam pengelolaan limbah dan penyediaan atap untuk Program Sejuta Rumah.

Tri mengaku, ITS sudah keempat kalinya mengikuti ajang bergengsi tersebut. Namun baru kali ini bisa mengalahkan kampus ternama National University of Singapore. “Ternyata tidak kalah hebat  kualitas mahasiswa ITS dengan mahasiswa di luar sana,” kata pria yang bergerak dibidang pelayaran tersebut

Tri mengatakan kalau ia selalu menanamkan pemikiran dalam benak anak didiknya bahwa hadiah dalam lomba itu hanya bonus. “Kebermanfaatan dari alat yang diciptakanlah yang terpenting,” pungkasnya.

Menurut Tri, sudah sepatutnya kita sebagai kampus teknologi memberikan inovasi nyata yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan. “Bayangkan saja Singapura yang penduduknya sedikit mampu mencuci otak para generasinya untuk menciptakan lingkungan yang ramah,” ujarnya takjub.Tri berharap Indonesia mau melirik negara singa tersebut. Ia melihat adanya kesungguhan dari pemerintah Singapura dalam menjaga lingkungan. (bel/jel)

 

Berita Terkait