ITS News

Kamis, 18 April 2024
12 Desember 2017, 17:12

Angkat Tema Kampung Kota, Raih Juara LKTI Nasional

Oleh : gol | | Source : -

Rivan (kanan), Rezky dan Prima saat setelah menerima hadiah juara dua KTI Nasional Urban Motion HMP ITB

ITS Mahasiswa ITS kembali menorehkan prestasi.  Kali ini prestasi diukir oleh tiga orang mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota ITS. Diketuai oleh Rivan Aji Wahyu D.S, tim yang diberi nama Rivan CS ini berhasil menyabet Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Urban Motion 2.0 yang diselenggarakan oleh Himpunan Teknik Planologi ITB.

Bersama kedua rekannya, Rezky Dwi Putra dan Prima Tama Setyasa, Rivan mengangkat tema Optimalisasi Pesona Kampung Budaya Ketandan sebagai Living Museum yang Berkelanjutan Guna Mewujudkan Strategi Ekonomi Pulsar Effect Kota Surabaya . Menurut Rivan, pemilihan studi kasus di Kampugn Ketandan, Surabaya karena wilayah tersebut merupakan wilayah yang unik.

“Harga tanah tinggi, biaya hidup tinggi, pajak tinggi. namun ditengah-tengah wilayah itu masih terdapat suatu perkampungan asli masyarakat Surabaya,” ujar Rivan. Lanjutnya, mahasiswa asal Solo tersebut juga menerangkan bahwa Kampung Ketandan pernah dikunjungi oleh United Nation (UN) Habita yang diarahkan oleh Tri Rismaharini, Walikota Kota Surabaya.

Rivan yakin ada potensi tersimpan di Kampung Ketandan. Fakta unikya dari kampung ini, pajak tanah di kampung Ketandan ini dibebaskan oleh pemerintah, karena bisa menarik banyak minat wisatawan luar maupun luar negeri untuk bisa berwisata budaya di era yang sangat modern sekarang ini.

“Surabaya sudah minim kampung kota yang menonjolkan sejarah, Kampung Ketandan adalah salah satunya yang masih menjaga sejarah sekaligus mengembangkan strategi ekonominya,” ucap mahasiswa angkatan 2014 tersebut.

Alhasil dengan hasil analisis dan buah kerja keras dari Rivan CS, akhirnya optimalisasi kampung Ketandan yang juga merupakan tugas mata kuliah Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ini bisa mengantarkan Ia dan temannya mengalahkan empat pesaing lainnya.

Diakui Rivan, persiapan untuk lomba ini sangatlah sedikit. “Tugas-tugas di kampus yang mengharuskan kami akhirnya hanya sempat menyelesaikan bahan final di kereta menuju Bandung,” pungkas mahasiswa akhir PWK ini.

Bagi Rivan, berfikir out of the box adalah salah satu kunci mengukir prestasi. “Jangan berorientasi hanya kepada materi yang diberikan oleh mata kuliah di departemen saja, melainkan  berinovasi untuk di luar kebiasaanmu,” ucapnya sumringah. (AP04/jel)

Berita Terkait