ITS News

Rabu, 24 April 2024
10 Desember 2017, 14:12

Untuk Memberi Pengaruh, Peneliti Perlu Beropini

Oleh : gol | | Source : -

Workshop bersama Agus Muttaqin. Ia memaparkan strategi menulis opini di Jawa Pos.

Rektorat ITS, ITS News – Sebagai upaya meningkatkan semangat para dosen dan peneliti ITS dalam menulis opini di media massa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya menggelar workshop bertema Kiat Menulis Opini di Media Massa Bagi Dosen dan Peneliti ITS, Selasa (5/12). Bekerja sama dengan media massa Jawa Pos, kegiatan ini mewadahi para ilmuwan dan teknokrat untuk mengasah kemampuannya mengutarakan gagasan melalui tulisan ilmiah populer di media massa.

Opini, menurut Agus Muttaqin, Redaktur Jawa Pos, adalah gagasan yang ditulis secara ilmiah dalam bahasa populer yang bertujuan mempengaruhi publik. Berbeda dengan kolom yang gaya bahasanya lebih cair, opini menitikberatkan kepada pandangan seseorang tentang suatu masalah secara ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan.

Dalam menulis opini, Agus membeberkan empat bekal yang perlu dimiliki penulis. Keempatnya adalah gagasan, argumentasi, teknik penulisan, dan pengetahuan. Gagasan, kata Agus, adalah barang termahal yang dimiliki penulis. Semakin terlatih menulis opini, penulis tidak akan pernah kehabisan ide. ”Karena ide muncul secara tiba-tiba, penulis biasanya langsung mencatat ide yang didapat,” paparnya.

Gagasan yang ditulis pun harus jelas dan logis argumentasinya. Menurut Agus, argumentasi penting untuk mengetahui kadar keilmuan seorang penulis opini. ”Semakin kuat dan logis argumentasi yang ditampilkan, semakin kuat gagasan yang ditulis,” ujarnya.

Setelah argumentasinya kuat, penulis juga perlu memperhatikan teknik penulisan. Yang satu ini tidak jauh-jauh dari soal penggunaan bahasa. Penulis perlu menggunakan bahasa yang komunikatif dan ringkas. “Kecenderungan pembaca saat ini adalah membaca tulisan yang tidak panjang, enak dibaca, dan gampang dicerna,” jelas Agus.

Dan yang tak kalah penting, sebelum menerbitkan opini, penulis perlu memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai bidang yang akan ditulis dan tentang media tempat opini akan diterbitkan. Pengetahuan mengenai bidang menjadi amat penting karena publik akan menaruh hormat pada tulisan yang dibuat oleh ahlinya. Selain itu, karena media massa memiliki empunya, maka penulis juga perlu memahami selera setiap media.

Di samping membahasa bekal yang harus dimiliki dalam menulis opini, Agus juga menjelaskan kiat agar opini dapat dimuat di Jawa Pos. Agus menjelaskan, opini yang dimuat di Jawa Pos memiliki beberapa kriteria, seperti aktual, sudut pandang yang menarik, dan bersifat orisinil. Tak kalah penting, Agus juga mewanti-wanti plagiarisme dalam opini. Maksud yang ia sampaikan adalah, ketika penulis menggunaka sumber, maka sumber tersebut harus dicantumkan.

Namun, meski sudah mengetahui semua strategi menulis opini, terkadang gagasan hanya butuh segera ditulis sebelum menjadi basi. Opini, menurut Agus, bisa menjadi wadah bagi peneliti untuk memberi pengaruh kepada publik melalui tulisan. Tulisan bersifat jitu dan terekam sepanjang masa. “Seburam-buramnya tinta pena, masih lebih kuat daripada kata yang hanya terucap,” pungkasnya impresif. (AP10/mis)

Berita Terkait