ITS News

Selasa, 23 April 2024
08 Desember 2017, 14:12

Kabar Pendidikan di Indonesiaku

Oleh : gol | | Source : -

Apa Kabar Indonesiaku? Ilmu yang harus aku dapatkan, tidak bisa lagi didapatkan mulai saat ini. Seperti itulah kata anak-anak Indonesia yang masanya dihadapkan sebuah kesulitan, pekerjaan, dan beban. Mereka yang seharusnya belajar dan menimba ilmu, sekarang berganti menjadi seorang pengemis, pengamen, budak seks, perokok, dan lain-lain.

Apakah seperti itu Indonesiaku? Siapakah yang salah?. Menurut laporan PISA 2015,program yang mengurutkan kualitas sistem pendidikan di 72 negara, Indonesia menduduki peringkat 62. Data UNICEF tahun 2016 juga melaporkan bahwa sebanyak 2,5 juta anak Indonesia tidak dapat menikmati pendidikan lanjutan yakni sebanyak 600 ribu anak usia sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Padahal kebijakan dan praktik pendidikan yang buruk mengakibatkan sebuah negara mengalami keadaan seperti resesi ekonomi yang dapat mengakibatkan negara tidak akan maju. Perlu ditekankan disini, akses dan pemerataan tenaga pendidikan di Indonesia kurang tersebar dan Rencana Pendidikan Pembelajaran (RPP) yang masih menekankan teori sedangkan bentuk pengaplikasian jarang diperhatikan. Bagaimana dengan orang-orang buta huruf di daerah indonesiaku?, yang tidak bisa membaca satupun huruf karena mereka tidak mendapatkan pendidikan.

Meski banyak beasiswa untuk orang-orang miskin, tetapi tidak juga merata. Banyaknya orang yang curang mengambil jatah dari anak-anak yang tidak mampu untuk biaya sekolah. Jika ditanyakan kepada mereka bahwa berapa besar harapan mereka untuk mendapat pendidikan. Mereka pasti menjawab “Aku sangat ingin sekali”.

Keadaanlah yang memaksa mereka untuk menjadi seorang pekerja bukan pelajar. Jika sebuah solusi barutidak dilahirkan untuk meratakan pendidikan di Indonesia ini maka akan ada sebuah masalah yang akan melahirkan sosok yang mudah dijajah oleh bangsa lain.

Inilah jawabannya, mahasiswa yang berperan sebagai Agent Of Change dan Social Control ikut andil dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan dalam pendidikan saat ini. Agent of change adalah pembawa perubahan yang artinya sebagai mahasiswa seharusnya bisa mengubah kondisi hal yang kurang baik menjadi baik, hal merugikan menjadi keuntungan, dan mendidik anak-anak untuk menjadi penerus bangsa yang baik kedepannya. Social control adalah berperan aktif untuk andil menyelesaikan masalah pada masyarakat dengan ilmu yang dimiliki.

Salah satu kontribusi nyata yaitu ikut berpartisipasi dalam mengembangkan pemerataan pendapatan dengan cara meningkatkan jiwa kewirausahaan kepada masyarakat-masyarakat yang notabene berstatus pengangguran karena ilmu yang didapat oleh seorang mahasiswa tidaklah sedikit, banyak ilmu yang meliputi soft skill dan hard skill.

Mahasiswa yang rata-rata berumur 20an, bisa dibilang umur yang sangat pantas untuk bekerja keras dan cerdas, berproses dan berkembang, serta mengabdi. Katanya, mahasiswa itu pembawa perubahan. Perubahan yang lebih baik dan bermanfaat bagi sekitar. Jangan sampai ketika lulus kuliah, tidak akan mendapatkan apa-apa, tetapi dapatkan sesuatu yang baru yang bisa mengupgrade dirimu dan mengupgrade diri orang lain.

“Tidak usah menunggu pemerintah untuk mengubah hal-hal yang dianggap bermasalah, tetapi kesadaran dan cara berpikirkitalah yang diharuskan untuk bertindak dalam hal itu”. (AP21/hil)

Berita Terkait