ITS News

Selasa, 23 April 2024
28 November 2017, 17:11

ACNET, Langkah Indonesia Menghadapi Bonus Demografi

Oleh : gol | | Source : -

Kampus ITS Surabaya, ITS News – Di umurnya yang telah menginjak angka 57, ITS terus bergerak maju ke arah world class university. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah dengan bergabung dalam konsorsium kerja sama ASEAN China Network In Engineering and Technology (ACNET-ET). Sebagai satu-satunya perguruan tinggi asal Indonesia, ITS menjadi tuan rumah bagi 17 peserta lainnya dalam pertemuandua tahunan yang dibuka di Hotel Bumi Surabaya, Selasa (28/11).

ACNET merupakan sebuah kerjasama yang dijalin oleh perguruan tinggi China dan negara ASEAN. Kerjasama tersebut meliputi International Student Mobility, Academic-Non Academic Staff Mobility, Joint Research-Innovation, Joint Academic Porgram, Joint Seminars, Workshop, serta kerjasama lainnya. Pertemuan dua tahunan ini pun berlangsung untuk menyusun, memonitori, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah berlangsung sebelumnya.

Kerja sama ini didasari oleh potensi besar yang dimiliki negara China dan negara-negara ASEAN. Dalam satu dekade terakhir, kedua kelompok negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Hal ini membuat negara China beserta beberapa negara ASEAN diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi dan teknologi baru di dunia. Khususnya Indonesia, bonus demografi membuat negera ini diprediksi akan memiliki kekuatan ekonomi nomor empat pada 2050.

Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MScES PhD dalam sambutannya mengatakan, dengan bonus demografi Indonesia dan negara Asia lainnya membuat poros kekuatan dunia akan beralih dari negara-negara Eropa dan Amerika. Untuk mendukung hal itu, dibutuhkan suatu kolaborasi yang bisa  membuat Indonesia turut bisa berkembang dengan pesat. “Dalam kesempatan yang besar ini ITS tidak bisa hanya menjadi penonton, untuk itu kerjasama ini membuka peluang kita untuk berkontribusi semakin besar,” ujarnya.

Direktur jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti Dr Muhammad Dimyati yang hadir dalam acara pembukaan tersebut turut menjelaskan. Menurutnya, kerjasama ini berpotensi menggemparkan dunia apabila terjalin dengan baik. Keunggulan jumlah populasi dan sumber daya yang dimiliki oleh kedua kelompok negara tersebut apabila disatukan mampu menjadi poros inovasi yang menjanjikan. “Apabila nantinya kerjasama ini bisa terjalin dengan baik, kita bisa mengguncang dunia,” tegasnya penuh optimis.

Bersamaan dengan pembukaan ACNET dimulai pula pertemuan antar perguruan tinggi di Indonesia bagian timur dalam EPI-UNET. Di pertemuan ini, para rektor perguruan tinggi bagian timur Indonesia akan bertemu dengan 20 rektor perguruan tinggi China dan ASEAN untuk memperkuat jaringan Internasional masing-masing perguruan tinggi. (mik/ap20/dza)

Berita Terkait