Albertus Eka Putra, ketua kelompok dari Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosial Humaniora, menjelaskan alasannya meneliti minat baca bermula ketika ia mengamati kemampuan membaca siswa Sekolah Dasar (SD) di Indonesia berada pada urutan 38 dari 39 negara peserta studi. Artinya Indonesia menduduki peringkat dua terakhir daalam perihal membaca. "Pada skala dunia, indeks minat baca Indonesia hanya 0,0001 yang berarti setiap 1.000 orang hanya ada satu orang yang punya minat baca," ujar mahasiswa Departemen Statistika tersebut.
Sedangkan di Surabaya yang notabene kota besar, ia dan rekannya juga menemukan fakta bahwa angka minat baca masih sangat rendah. “Per tahun 2011, hanya 42 perse masyarakat Surabaya yang memiliki minat baca dari seluruh total warga,†papar pria yang disapa Albert tersebut.
Pada penelitian ini ditemukan terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi angka minat baca Surabaya melalui literatur. Faktor -faktor tersebut adalah faktor teknologi, peran sekolah, peran keluarga dan metode bercerita. "Penelitian yang kami lakukan untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat baca dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM)," ucapnya.
Pria berkacamata itu melanjutkan, dalam penelitiannya ia dan keempat temannya, Fausania Hibatullah, Nina Fanani, Ayu Febriana Dwi dan Naurah Nazfizah melakukan pengambilan sampel pada lima sekolah di Surabaya Timur dan empat sekolah di Surabaya Pusat dengan total 1005 responden. "Dari hasil analisis disimpulkan bahwa sekolah dan orang tua merupakan faktor paling signifikan pada minat baca anak SD sederajat,sedangkan metode bercerita dan teknologi tidak berpengaruh signifikan," tuturnya.
Bertolak dari penelitian ini, Albertus berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi program preventif untuk Dinas Pendidikan Kota Surabaya untuk dikembangkan sebagai Program Pengabdian Masyarakat dalam meningkatkan minat baca SD Sederajat.
Harapannya melalui penelitian ini, orang tua juga sadar pentingnya meningkatkan jumlah bahan bacaan di rumah. Sedangkan untuk sekolah perlu meningkatkan kuantitas dan kualitas perpustakaan sekolah. "Semuanya akan bermuara pada rencana pembangunan berkelanjutan," tutupnya.(jel/ven)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung