ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
12 Juli 2017, 08:07

Bantu Rawat Bayi Prematur dengan Baby Cube

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Kelima mahasiswa tersebut yakni Achmad Fatoni, Mohammad Okky Mabruri, Furoidah Chilmi, Syahrul Munir serta Imroatul Mufidah. Mereka kemudian menciptakan Baby Cube (B-Cube IMS, Baby Incubator Integrated Monitoring System). 
Pada ITS Online Achmad Fatoni mengatakan, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berjudul Born Too Soon, 15 juta bayi di dunia lahir prematur setiap tahun. Indonesia sendiri menempati peringkat kelima bayi prematur terbanyak di dunia dengan lebih dari setengah bayi juta per tahun.
"Dari jumlah tersebut, lebih dari satu juta bayi meninggal karena komplikasi akibat lahir prematur," terangnya sebagai ketua tim. Adapun bayi yang hidup selamat justru banyak yang mengalami gangguan kognitif, penglihatan, dan pendengaran.
Mahasiswa yang akrab disapa Toni ini melanjutkan, bayi prematur harus dirawat dalam inkubator. Hal ini karena suhu tubuh yang belum stabil dan mudah kedinginan. Inkubator yang digunakan saat ini hanya sebatas menampilkan suhu dan kelembaban bayi pada panel monitor di sisi depan inkubator. Dengan demikian para perawat  harus selalu mengecek keadaan bayi dalam inkubator setiap jamnya. "Bila perawat teledor, hal ini akan sangat membahayakan keselamatan bayi," sambungnya.
Inilah alasan Toni dan tim menciptakan Baby Cube. Dengan Baby Cube, inkubator bayi prematur dapat terintegrasi dengan sistem monitoring berbasis koneksi nirkabel. Monitoring ini meliputi sensor suhu, suara, kelembaban serta tampilan visual dalam inkubator sebagai alat pemantau keadaan bayi secara real time.
Menurut Toni, pemantauan kondisi bayi akan jauh lebih efektif dan efisien apabila dilakukan secara terpusat pada suatu ruangan khusus. "Sistemnya seperti ruang pengawas CCTV, hanya saja yang satu ini untuk bayi sehingga lebih kompleks," tutur pemuda asal Malang ini.
Tim berharap alat rancangannya tersebut mampu menurunkan tingkat kecelakaan bayi prematur yang disebabkan oleh kelalaian petugas pengawasan. "Anak adalah generasi penerus bangsa. Jika tidak ditangani dengan benar, dalam jangka panjang proses tumbuh kembang bayi prematur akan terganggu. Akibatnya kualitas manusia Indonesia di masa depan menjadi terancam," pungkas Toni. (qi/dza)

Berita Terkait