ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
19 Juni 2017, 11:06

Resah Dampak Kromium, ITS Tawarkan Solusi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Rahadian Adul Rachman bersama empat teman lainnya, Agung Bagur Pambudi, Karina, Stella Jovita dan Ulva Tri Ita Martia sukses meneliti bahwa Microbial Fuel Cell (MFC) dapat menjadi solusi pengurangan dampak logam kromium.
Ide penelitian ini kemudian mereka tuangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P). PKM bertajuk Microbial Fuel Cell (MFC) Sebagai Bioremediasi Bioelektokimia untuk Mengurangi Berat Logam Kromium muncul dari pemikiran Rahadian sebagai ketua tim. Ia melihat langsung bahwa bahaya logam kromium sudah banyak meresahkan masyarakat yang kesehariannya bergulat dengan logam. 
Kampung logam Ngingas, Waru, Sidoarjo menjadi objek penelitiannya. Ngingas menjadi sentra produksi logam mentah sebagai bahan baku produk-produk logam, seperti panci, wajan, dan sebagainya. 
Di kampung pengolah logam ini, ditemukan bahwa banyak pekerja yang merasakan gangguan kesehatan karena logam kromium. "Kebanyakan pekerja di kampung Ngingas mengalami penuaan dini, gangguan kesehatan, dan munculnya flek-flek hitam di kulit tangan," jelas Rahadian. 
Tim kemudian melakukan studi literatur dan menemukan bahwa Microbial Fuel Cell (MFC)  juga mampu mengurangi kandungan logam kromium. 
Rahadian menjelaskan bahwa MFC ialah sebuah sistem yang biasa digunakan untuk membangkitkan listrik dengan bakteri, uniknya ternyata bakteri tersebut juga mampu mengurangi kandungan logam kromium. "Ada dua bakteri yang sudah kita coba yakni Saccharomyces cerevisiae dan Zymomonas mobilis," terang mahasiswa angkatan 2014 tersebut. 
Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa pada pH 7, bakteri Zymomonas mobilis lebih cepat mengurangi dampak dibanding bakteri lainnya. Bakteri Zymomonas mobilis memiliki 38,4 persen kecepatan pengurangan logam kromium sedangkan bakteri Saccharomyces cerevisiae hanya 22 persen. Selain itu pada pH 1 dengan penambahan biosorben, bakteri Zymomonas mobilis mampu menghasilkan etanol yang pada sistem MFC dapat mengurangi kromium hingga efisiensi 88 persen. 
Bersama dengan dosen pembimbing, Dr rer nat Fredy Kurniawan M Si, tim akhirnya memutuskan untuk menggunakan bakteri Zymomonas mobilis. Bakteri ini digunakan sebagai biomederasi pada kompartemen anoda yakni kutub negatif untuk mengurangi kadar logam berat kromium. Sedangkan kompartemen katoda sebagai kutub positif pada MFC tersebut.  
Berkat penelitian tersebut, Rahadian dan tim  menjadi salah satu tim PKM yang didanai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (KemenristekDikti). Saat ini mereka sedang menjalani tahap monitoring dan evaluasi. 
Tim berharap penelitian ini mampu menembus Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) 30 mendatang dan terpublikasi ke jurnal internasional. "Saya dan tim berusaha sebaik mungkin untuk bisa berkontribusi membawa nama ITS di Pimnas," harap pemuda asal Surabaya tersebut. (jel/dza)

Berita Terkait