Kegiatan pengabdian ini dilakukan oleh Tim pengabdi yang berjumlah 10 dosen dari UPT PMK Soshum Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Menurut Dr Kartika Nuswantara MPd., selaku ketua tim pengabdian, menyatakan bahwa program pengabdian ini didanai oleh ITS bekerjasama dengan mitra Taman Baca Kawan Kami yang diketuai oleh Pak Kartono. ”Bentuk pengabdian berupa pelatihan dan pendampingan penulisan cerpen bagi anak-anak usia Sekolah dari SD sampai SMA sejumlah 20 anak di wilayah terdampak Dolly, khususnya di RW 3”, ungkapnya.
”Anak-anak tersebut dibimbing menulis cerpen layak jual selama seminggu mulai 9 Juni sampai 15 Juni oleh Tim pengabdi dari Soshum ITS” imbuhnya.
Dalam proses pelatihan, tim pengabdi juga menghadirkan beberapa pembicara inspiratif yang berpengalaman, yaitu: Pratiwi (aktivis literasi dari Unesa Surabaya), Dadan (editor Mizan), serta penulis cilik Azharin (penulis best seller "My Soulmate").
Kartika menjelaskan bahwa hasil karya terbaik selanjutnya akan diterbitkan oleh Mizan dan dipilih 3 terbaik untuk mendapatkan hadiah serta piala dari kampus ITS. ”Selain itu, anak-anak nanti juga akan mendapatkan fee dari Mizan sebagai bentuk royalti atas karya yang nanti diterbitkan” ungkapnya.
Menariknya lagi, acara penganugerahan penulisan cerpen terbaik ini dilakukan oleh Bu Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.
Dari naskah yang berhasil direview, ada 3 naskah yang bagus secara ide dan penulisan serta layak untuk diterbitkan, yaitu: Pertama, Kisahku (karya Akifah). Menurut penilaian dewan juri, naskahnya sederhana, bahasa mengalir, konflik simple (bisa lebih jauh digali sehingga makin asyik konfliknya), ending oke walau terlalu cepat menutup cerita. Kedua, Hidup Tak Seindah Bercanda (karya Dewi L R). Menurut penilaian dewan juri, pola dan tema cerita seperti ini yang sesungguhnya menjadi kekuatan untuk mengungkap ‘sesuatu’ yang orang tidak banyak tahu, pergulatan batin kehidupan anak-anak Dolly sebelum ditutup, konfliknya oke, ending cerita bagus dan lebih menyentuh. Ketiga, Lewat Tengah Malam (karya Erik): alur cerita mengalir, ada unsur lucu, lugas, penokohan oke, konflik lumayan (bisa lebih dimainkan), dan ending juga oke.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang ikut membagikan hadiah kepada 30 peserta yang mengikuti lomba cerpen yang diadakan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan temaCerpen goes to kampung tersebut mengatakan, diadakannya acara ini sebagai bentuk pendekatan dan memberi semangat bagi warga setempat agar terus berbuat dan peduli dengan masalah di sekitar kita. Diharapkan dengan nuansa baru di gang Dolly, lahir potensi muda yang dapat menorehkan prestasi akademis maupun non-akademis bagi Indonesia khususnya Surabaya.
”Caranya, kami perhatikan mereka di sektor pendidikan formal, kami menyadarkan dan mengajak anak-anak untuk berbenah agar mau kembali ke sekolah, bahkan ada yang kuliah. Ditambah lagi kampung Dolly telah dijadikan sebagai kampung literasi baca dan wisata,” ujar Risma. Humas ITS