5S tak lain adalah Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Secara berurutan arti kelima kata tersebut yakni ringkas, rapi, resik atau bersih, rawat, dan rajin. Prinsip produksi yang sukses membuat AHM mencapai taraf keefektifan dalam produksi ini akan diterapkan di Departemen Teknik Mesin.
Training 5S ini adalah wujud peningkatan manajemen sistem oleh Teknik Mesin. Pelatihan ini diharapkan akan menciptakan mental dan kebiasaan kerja yang baik di lingkungan laboratorium Teknik Mesin. 5S pertama kali akan diterapkan di Laboratorium Pembakaran.
Ketua pelaksana Dies Natalis Teknik Mesin, Ir Julendra Bambang Ariatedja MT menyatakan akan dilaksanakan langsung oleh pihak AHM. "Setelah berhasil di Laboratorium Pembakaran, 5S juga akan diterapkan di seluruh lingkungan Departemen Teknik Mesin," ungkap Julendra.
Training 5S akan dilaksanakan dalam jangka pendek melalui kuliah tamu hingga Oktober mendatang. Sebagai langkah panjang, 5S juga akan dilaksakan hingga tiga tahun ke depan. "Tentu dengan evaluasi di setiap periode," imbuh Julendra.
Lingkungan kerja Teknik Mesin yang terlibat langsung dengan proses produksi membuat 5S penting diterapkan. Sehingga diharapkan di dunia kerja nanti, lulusan Teknik Mesin ITS tidak lagi kaget lingkungan kerjanya.
Manajer AHM, Hery Sumardiyanto turut memberi ulasan. "Secara historis 5S merupakan karakter manajemen gaya Jepang," jelas alumni Teknik Mesin ITS tersebut. 5S dikenal sebagai bagian dari manajemen tempat kerja yang paling fundamental.
Hery menambahkan, prinsip 5S juga efektif untuk mendisiplinkan karyawan dalam mengelola tempat kerja dengan rapi, bersih, terorganisir, dan produktif. (odi/dza)