Menurut Bekti, budaya ketidak hati-hatian dalam membuka email adalah salah satu yang harus diubah. Masyarakat Indonesia, seharusnya lebih selektif dalam mengoperasikan aplikasi elektronik. Contohnya dengan tidak mengunduh lampiran dari pihak yang tidak dikenal, apalagi meneruskannya ke pihak yang lain. "Yang terpenting adalah mengubah budaya dalam menggunakan perangkat IT," tegasnya.
Selain itu, Bekti juga menegaskan tidak meminjam maupun meminjamkan perangkat IT pada orang lain. Berbagi flashdisk dan membuka link yang rentan terhadap virus juga harus diminimalisir. Tak kalah pentingnya, juga menggunakan password yang kuat dan selalu mengganti dalam periode tertentu.
Dosen Departemen Sistem Informasi ini menerangkan, tipe ransomware yang sudah tersebar ini memiliki berbagai macam varian. Untuk mengatasinya, perlu memperbaharui patch dan anti virus secara berkala. Kemudian, menutup port-port yang tidak terpakai, mengatur setting keamanan, dan mengurangi berbagi file secara jaringan.
Ditambahkan Bekti, Windows 10 tidak menjamin bebas dari malware WannaCry. "Untuk pengguna windows 10 maupun tipe dibawahnya, penting melakukan tindakan preventif hal-hal yang telah saya sebutkan," tuturnya. Diakhir, Bekti berpesan, masyarakat perlu merubah budaya yang kurang baik dan menaruh perhatian lebih pada keamanan komputer. (mir/ven)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung