ITS patut berbangga atas torehan prestasi ini. Pasalnya, dari 4 divisi yang diperlombakan dalam KRI 2017, ITS berhasil meloloskan seluruh tim robotikanya untuk berlaga di KRI Nasional yang akan diselenggarakan di Universitas Pendidikan Nasional Bandung.
Pada Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI), ITS harus puas pada posisi kedua mengikuti tim Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dengan skor tipis. RI-Grant yang merupakan robot ITS tak sanggup menandingi ketepatan PENSAE dalam melempar cakram. Sedangkan urutan ketiga, diduduki oleh INVICTO asal Universitas Brawijaya.
Di kategori lain, Walau sempat gagal memadamkan api, ABINARA 1 berhasil menggondol juara ketiga dalam Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI). Selain itu, dewan juri juga menyematkan gelar desain terbaik pada robot ABINARA 1. "Torehan ini merupakan capaian besar bagi ITS, mengingat Abinara 1 tidak mendapatkan gelar apa-apa pada KRI 2016," tutur Khirunnisa N sebagai manajer tim robotika ITS.
Dalam Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), Ichiro tetap menjadi yang terbaik pada kategori robot humanoid. Hal tersebut juga didukung oleh tambahan line up baru pada pemain Ichiro yang memiliki postur tingg sehingga mengejutkan lawannya. Sedangkan untuk KRSBI beroda, ITS dengan AL-JAZARI berhasil bertengger pada posisi ketiga. Tidak sampai disitu saja, keduanya juga mendapatkan penghargaan sebagai desain terbaik.
VI-ROSE sebagai robot penari andalan ITS, berhasil mendapatkan juara ketiga dalam Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI). Walaupun sempat mengalami beberapa kendala pada partai final, penampilan VI-ROSE tidak mengecewakan ITS didepan publik malang.
Atas capaian tersebut, ITS berhasil membawa pulang 8 piala penghargaan. ITS juga berhak berlaga di KRI Nasional pada bulan Juli. “Dalam menghadapi KRI Nasional, kami akan mengevaluasi performa selama di regional,†pungkas Khairunnisa (Bal/ven)