Zeka Angger Hartono, koordinator MDA menyatakan, dalam perhelatan yang ke dua belas ini, MDA sukses menggaet lebih dari 120 tim. Dari jumlah tersebut ada 40 tim yang lolos dalam seleksi rayon dan menuju semi final di Surabaya. Dalam semi final setiap tim harus menghadapi meja wawancara. Di sini pengetahuan mereka soal permesinan diuji melalui tes lisan.
Setelah melewati tahap wawancara, jumlah peserta dikerucutkan lagi menjadi 8 tim saja untuk menuju final. Dalam final yang digelar Minggu (30/4) itu peserta diberikan waktu enam puluh menit untuk menyelesaikan pekerjaanya. Bukan sekedar membongkar pasang saja, dalam perlombaan tersebut mereka juga harus melakukan pengukuran dan analisa terhadap mesin diesel. "Jika ada yang rusak, mereka harus memperbaiki atau jika ada spare part yang perlu diganti," ujarnya.
Sembari menyelesaikan pekerjaan membongkar pasang mesin diesel, setiap tim juga diberikan diberikan formulir. Formulir tersebut berisi mengenai pendataan komponen juga beberapa soal yang berhubungan dengan permesinan. "Soalnya berupa analisa mengenai mesin diesel, hal ini akan memberikan jawaban yang berbeda untuk setiap tim," jelasnya.
Dalam kompetisi ini selain hal- hal yang bersifat teknis seperti penggunaan alat dan langkah yang dilakukan yang menjadi dasar penilaian, kerja sama tim pun juga dipertimbangkan. "karena kompetisi ini adalah beregu jadi team work mereka juga dinilai," terang mahasiswa 2015 itu.
Dikatakan Zeka, MDA menjadi sarana berkompetisi untuk siswa SMK yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Selain itu MDA juga menjadi sarana untuk memperkenalkan Departemen Teknik Sistem Perkapalan. "Hal itu sejalan dengan keprofesian kita yang mempelajari tentang permesinan kapal," imbuhnya.
Sementara itu, Aji Ashari salah satu peserta menyatakan kegembiraanya karena kompetisi ini diadakan. Ia berdalih MDA sejalan dengan ilmu yang dipelajarinya di jurusan Teknik Kendaraan Ringan. Ia juga menyatakan terima kasih kepada panitia yang telah memberikan fasilitas yang luar biasa kepada peserta. "Cuma satu yang kurang, kunci T," kelakarnya sembari tersenyum. (odi/van)