ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
24 April 2017, 22:04

Bagikan Pengalaman Menulis Dalam Workshop GIM

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pria yang akrab disapa Fatah ini mengawali karirnya dalam dunia tulis menulis semenjak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Tak banyak yang mengira jika hal tersebut bermula dari ketertarikan Fatah mengikuti jejak salah satu temannya. 

"Unggul dalam hal akademik saja rasanya hampir semua mampu melakukannya, namun tidak dalam hal menulis seperti  salah satu teman saya. Di situlah awal mula saya mendalami dunia menulis," ungkapnya.

Perjalanan panjang pun dimulai, semangat Fatah untuk menggeluti dunia menulis pun terus membara. Mulanya, ia memilih untuk mengikuti berbagai kompetisi menulis. "Dengan mengikuti kompetisi, saya mengetahui kemampuan saya dengan tolok ukur penilaian para juri,"tuturnya.

Ketekunan Fatah mengikuti kompetisi menulis akhirnya berbuah manis. Ia berhasil terpilih untuk menjadi pengurus majalah dinding (mading) di sekolahnya. "Semenjak saat itu, saya semakin bebas untuk mengekspresikan pemikiran saya dalam sebuah karya tulis di mading," terangnya.

Tak cukup berhenti di situ, kecintaan pada dunia menulis tampaknya semakin melekat dalam diri Fatah. "Saat SMA, saya mulai menyukai menulis berbagai cerpen dan puisi. Sedangkan saat kuliah, saya mulai aktif untuk menulis blog," ungkap alumni jurusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga ini.

Kendati demikian, karir Fatah sempat menuai perselisihan dengan sang ayah. Ketika itu, sang ayah menyuruh Fatah untuk segera merampungkan kuliahnya yang sudah semester delapan. Namun Fatah menolaknya, dengan alasan lebih memilih fokus dalam menulis. "Saat itu, hubungan saya dengan keluarga mulai merenggang," terangnya.

Tak lama kemudian, sang ayah mulai sakit-sakitan hingga akhirnya Fatah beralih untuk segera menyelesaikan studinya. Namun, takdir berkata lain. Sang ayah meninggal ketika Fatah telah berhasil merampungkan skripsinya. "Padahal alasan saya mau mengerjakan skripsi hanya karena ayah saya," ujarnya.

Fatah pun tak mau berlarut-larut dalam kesedihan, ia berhasil membuktikan kepada mendiang ayahnya melalui karirnya dalam dunia menulis. Hingga saat ini, Fatah telah menerbitkan berbagai buku travelling dan antologi.

Tak hanya itu, dirinya berulangkali menularkan pengalaman dan ilmunya di sebuah organisasi sekolah menulis di Sidoarjo." Disana saya mengajarkan anak-anak maupun remaja untuk menulis hingga menerbitkan berbagai buku," tutupnya. (cha/ven)

Berita Terkait