ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
12 April 2017, 10:04

Kuasai Bahasa Tubuh, Kunci Sukses Hadapi Wawancara

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam mengikuti seleksi masuk perusahaan asing, salah satu kelemahan terbesar orang Indonesia adalah bahasa tubuhnya. Cultural barrier menjadi salah satu faktor penyebab, dimana setiap negara memiliki budaya kerja yang berbeda-beda.

"Ide terbaik adalah memakai gaya luar ketika wawancara kerja. Perusahaan lokal biasanya tidak mempermasalahkan bila kita menggunakan gaya luar ketika wawancara, namun perusahaan luar akan sangat mempermasalahkannya," terang Djoko Ari Wibowo dalam kuliah tamu Departemen Teknik Material dan Metalurgi (DTMM), Senin (10/4).

Gaya atau bahasa tubuh yang Djoko maksud diantaranya, tentang tata cara duduk, pergerakan tangan, pergerakan kaki, pergerakan mata, raut muka dan lain sebagainya. "Misalnya, jangan duduk dulu sebelum dipersilahkan untuk duduk. Namun tidak ada salahnya untuk proaktif bertanya apakah sudah diperbolehkan duduk," tukasnya.

Selain itu, jangan pernah menyilangkan tangan (sedekap) dan kaki. Menurut Djoko, orang barat akan mengartikan menyilangkan tangan sebagai posisi menantang atau bertahan, sementara menyilangkan kaki artinya tidak sopan.

Consultant Drilling Supervisor di Petronas Carigali Malaysia ini juga menekankan agar job seeker selalu menjaga kontak mata ketika wawancara. Menundukan pandangan bukanlah hal yang dianggap baik oleh perusahaan asing. "Meski demikian, jangan terlalu berlebihan sampai tidak sempat berkedip," guraunya.

Kiat selanjutnya adalah, jauhkan tangan dari wajah. Beberapa orang memiliki kebiasaan buruk yaitu berbicara sambil meletakan tangannya di wajah, seperti menyangga dagu, mengelus hidung, memegang pipi atau menggaruk dahi. "Cengkeramkan tangan anda dengan kuat pada paha, sehingga tidak akan melompat-lompat ketika wawancara," usulnya.

Meski demikian, bukan berarti kita tidak boleh menggunakan tangan kita saat berbicara. Kombinasi yang tepat antara gerakan tangan dan kata-kata justru akan memberikan nilai tambah terhadap poin yang berusaha kita sampaikan. "Namun, tetap tidak boleh berlebihan," tegas Alumni Departemen Teknik Kelautan ini.

Terakhir, Djoko berpesan untuk menahan diri dari hal-hal seperti membenarkan celana atau dasi. "Pastikan semua sudah terpasang dengan benar dan rapih sebelum wawancara," pungkasnya. (qi/riz)

Berita Terkait