"Kita hadirkan pembicara yang memang ahli dan terkait. Karena kami ingin merubah perspektif masyarakat tentang statistika," papar Nur Anisa Damayanti, ketua pelaksana CERITA 2017. Pasalnya, statistika tak sekedar ilmu menghitung dan mencari data saja.
Statistika juga sangat diperlukan dalam pengembangan ilmu ekonomi kreatif. Sebagai contoh, dalam pengambilan suatu kebijakan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan sensus ekonomi kreatif.
"Bekraf membutuhkan ilmu statistika dari mulai pencarian data, menganalisis data, hingga keputusan untuk pengambilan kebijakan baru," tutur perempuan yang akrab disapa Maya tersebut.
Selain itu, CERITA 2017 juga mengundang Data Scientist Indonesia, salah satu pelaku ekonomi kreatif di bidang kuliner yang unggul dengan teknologi. "Ini menyuguhkan sudut pandang mengenai peran ilmu statistika untuk usaha kreatifnya," terang mahasiswi angkatan 2015 tersebut.
Berbeda dengan tahun lalu yang lebih fokus dengan acara-acara seminar, tahun ini berkonsep talkshow. "Ada CERITA Fair- nya juga, jadi kita buka stan dengan sub sektor ekonomi kreatif," ungkapnya.
Di akhir, Maya berharap, pengenalan akan hal baru kepada masyarakat, bisa dimanfaatkan untuk kehidupan. "Karena ini peluang di era ekonomi kreatif, semoga dari sini ITS bisa memotivasi sekitar," tandas Maya berharap. (mbi/riz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan