Dalam perlombaan tersebut, tim Spektronics membawa mobil berbahan bakar reaksi kimia terbarunya, Spektronics Aerio Superior (Spektronics AS). Pengembangan dari Spektronics X ini memanfaatkan tekanan oksigen dari hasil reaksi kimia antara hidrogen peroksida dan katalis besi klorida. ”Tahun ini kami mengganti sistem piston pada mobil terdahulu menjadi pneumatik silinder di mobil ini,” ujar General Manager Spektronics Putu Adi Rama Wijaya Selasa (4/4).

Penggantian mesin tersebut, menurut Rama, berpengaruh terhadap kebutuhan bahan bakar. Sistem pneumatik membutuhkan bahan bakar yang lebih sedikit. Namun, tenaga yang dihasilkan setara dengan mesin piston, sehingga lebih efisien.

Meski desain lebih sederhana dan ringan, mobil Spektronics AS dipastikan aman. Mereka menggunakan material akrilik dan stainless steel sebagai konstruksi utama. Tim memanuver bagian depan mobil untuk memaksimalkan momentum transfer mobil yang menjadi fokus kompetisi di Malaysia tahun ini. ”Dalam latihan, kami berfokus pada jarak 6–11 meter sesuai range jarak dalam perlombaan,” imbuh mahasiswa semester 6 S-1 teknik kimia itu.

Rama menjelaskan, aturan perlombaan tahun ini sedikit berbeda dengan Chem-E-Car sebelumnya. Pada kompetisi tersebut, mobil dituntut bisa berhenti pada jarak tertentu dengan membawa beban tertentu. Selain itu, ada tantangan seperti melewati rintangan hingga sampai ke gawang dan mendorong bola hingga menjatuhkan pinball.

Rama menambahkan, perlombaan Chem E-Car di Malaysia ini digunakan timnya sebagai modal untuk mengikuti kompetisi serupa di Negeri Paman Sam. Dalam mengikuti lomba ini, Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) ITS turut mendukung dengan bantuan materi sebesar Rp 20 juta. ”Harapannya, Spektronics bisa kembali menorehkan gelar juara dan mengharumkan nama Indonesia,” ucapnya. (ant/c17/nda/sep/JPG)

Sumber : http://www.jawapos.com/read/2017/04/05/121321/aerio-superior-hemat-bahan-bakar-ke-chem-e-car-competition-malaysia