Menurut On Lee, dinamika perusahaan tidak selamanya sesuai dengan dinamika perguruan tinggi. Ilmu yang diajarkan ketika kuliah, bisa jadi telah kedaluwarsa ketika digunakan dalam bekerja.
Pria yang merampungkan gelar masternya di Utah State University ini mengatakan, industri digital yang berkembang dengan sangat cepat harus diimbangi dengan kemampuan adaptasi para pelakunya. "Satu-satunya cara untuk tetap bertahan dalam era ini adalah menerapkan metode continuous learning atau belajar berkelanjutan," jelasnya.
"Analoginya, Anda dan teman Anda sekarang sama-sama mempelajari ilmu yang sama. Kemudian Anda terus belajar sedangkan teman anda tidak. Lima tahun kemudian jika kalian bertemu, pemahaman tentang teknologi digital akan berbeda," ungkap On Lee.
On Lee meyakinkan, belajar seharusnya bukan hanya saat kuliah. Ketika telah bekerja dalam sebuah perusahaan, seseorang tetap dituntut untuk terus belajar. "Di perusahaan saya misalnya, kami memiliki regulasi untuk saling berbagi artikel ilmiah setiap minggunya. Setiap anggota harus membaca satu sama lain artikel yang dikirimkan oleh rekannya," papar pria asal Jakarta ini.
Dengan regulasi semacam itu, lanjut On Lee, setiap orang dalam perusahaan akan terus belajar dan tidak tertinggal oleh derasnya arus perkembangan teknologi. "Setidaknya, kamu harus tahu apa yang belum kamu tahu," pungkas On Lee. (qi/mis)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung