Annas Fauzy, general manager tim Sapuangin menyatakan bahwa kesuksesan tersebut tak dilalui dengan tanpa hambatan. "Sempat ada masalah di running test, dead man switch dan lainnya," ungkap Annas. Meski begitu, menurutnya berkat doa dan dukungan semua pihak semua menjadi lancar.
Sapuangin XI Evo 1 yang resmi diluncurkan Minggu (12/3) ini memiliki beberapa inovasi. Salah satunya yakni bobot mobil yang menjadi lebih ringan. Dari 130 kg, kini Sapuangin lebih gesit dengan 120 kg nya.
Kali ini, mobil menggunakan mesin Yanmar engine dengan sistem hidrolik dan kemudi berbasis Acckemann. Tampil dengan warna hitam elegan, Sapuangin XI EVO 1 diklaim mampu mengurangi gesekan yang tidak efisien. Sedangkan untuk tipe mesin tetap berbahan bakar diesel.
Tim yang digawangi oleh tujuh orang mahasiswa dan satu dosen pembimbing ini mengaku Universitas Indonesia (UI) menjadi lawan terberat. "UI juara kelas bensin dan kita di diesel," ujar Annas. Yang menjadi tantangan adalah penggabungan kelas pada SEM Asia 2017 ini. Tiga jenis bahan bakar yakni gasoline, diesel, dan hidrogen dipertandingkan menjadi satu kelas.
Lima dari tujuh personil tim berasal dari Teknik Mesin yakni Faizal Ibrahim, Wahyu Cahyo Utomo, Fandi Septian, Wahyu Subagyo, dan Bhima Poetra. Sedangkan dua anggota lainnya yakni Irvandi Hito dari Teknik Fisika dan Fajar Aditya Budi dari Teknik Material dan Metalurgi. Ketujuh mahasiswa tersebut dibina langsung oleh Ir Wityanto M Eng Sc sebagai dosen pembimbing.
Tak hanya memboyong juara dua, Sapuangin XI EVO 1 pun akan menyapa London, Inggris pada Minggu (28/5) mendatang. Dua tim Indonesia yakni Universitas Sebelas Maret (UNS) dan ITS akan berlaga dalam ajang SEM Global 2017.
Keputusan ini didapat setelah Sapuangin berhasil masuk tiga besar terbaik di ajang driver championship SEM Asia 2017. "Kami yakin Sapuangin tidak akan hanya jadi partisipan tapi juga juara," pungkas Annas pada ITS Online. (dza/hil)