ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
13 Maret 2017, 08:03

Alumni ITS Gambarkan Sociopreneurship Pada Gempa 5.0

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Dalu mengatakan bahwa angka pengangguran setiap tahunnya justru datang dari lulusan kampus. Banyak mahasiswa setelah mendapat gelar sarjana, mengantre menjadi pekerja di suatu perusahaan.

Selain itu, mereka harus melawan ribuan orang untuk bisa mendapat satu kursi yang mereka inginkan. "Bisnis merupakan solusi untuk menekan angka pengangguran. Meski tidak mudah, tapi setiap orang bisa melakukannya," ujar Dalu.

Seperti halnya socioentrepreneurship, melakukan perubahan atas masalah masyarakat dengan prinsip bisnis memang diakui Dalu sangatlah sulit. Ia menjalankan GMH untuk merubah wajah Dolly dengan begitu banyak tantangan.

Mantan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa ITS ini menekankan bahwa niat dari menjadi sociopreneur terletak pada keinginan untuk menghilangkan kesenjangan masyarakat. "Jangan takut untuk memulai, karena kehadiran kita dirasakan dan dibutuhkan oleh masyarakat," lanjutnya.

Ia mengungkapkan, ketika mendatangi masyarakat tidak harus langsung menawarkan solusi. Butuh memahami kondisi permasalahan yang ada di masyarakat dan menawarkan solusi dengan rendah hati. "Kalau ujug-ujug datang dan ingin mengubah kondisi riil masyarakat dengan cepat, yang ada kita malah diusir," ujarnya sambil terkekeh.
Menjadi sociopreneur memang membutuhkan waktu yang cukup lama dan pendekatan intensif pada masyarakat. Dalu menambahkan, yang terpenting adalah niat untuk mengubah masyarakat karena ibadah, bukan hasil yang didapatkan untuk kantong pribadi.

"Indonesia hanya butuh segelintir orang pilihan untuk benar-benar berkontribusi di tengah carut-marutnya negeri ini," tutup alumni Teknik Elektro ITS ini. (fai/ven)

Berita Terkait